Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Corona

13 Juli 2020   07:46 Diperbarui: 13 Juli 2020   09:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlenggang sambil tersenyum

dengan tangan yang mengepal virus

ditatapnya isi dunia

hanya sekadar bertanya

dalam hati: siapakah yang berani?

Diliriknya mayat-mayat yang bergelimpangan

sambil melemparkan masker

terguncang juga nuraninya

namun, takdir sudah mendengkur

dalam selimut kabut yang bertengger

Sementara kesunyian yang makin dalam

seperti dalam botol yang makin gelap

seperti alam yang selalu menggoda

untuk dieksploitasi semaunya

tinggal kerontang padang sepi nun di sana

Apalah artinya jiwa yang lelah tersesat

setelah tersungkur dalam lahad yang sempit

meronta sia-sia, karena takdir sudah berkata

sampai disini saja, sampai disini saja

nasibmu hanya menjadi beban yang lain

Seluruh muka bumi telah dijelajah

seluruh penghuninya telah dipilih

siapa yang masuk, siapa yang keluar

dalam kepalannya 

hanya meronta sebentar, kemudian diam

Tiada kesombongan manapun yang tersisa

karena semuanya tidak peduli

karena mereka enggan berbagi

tiada keluhan lagi yang memilukan

sebab dalam tangannya apapun bisa terjadi

Kemanapun ia melenggang 

selalu tersenyum manis, dalam wujudnya

yang tak kasat mata, dalam pelukan maut

karena virus yang disebarkannya

tidak bisa dihentikan dan memang tidak mau

Wahai, siapakah yang berani

membawa pedang sakti untuk menantangnya

sebelum segala sesuatunya usai

sebelum ia berpulang ke alam sana

dalam sorak sorai yang gegap gempita

Jakarta, 13 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun