Ternyata setelah ditunggu lama di depab rumah sesuai dengan alamat yang diberikan oleh call centre, sang tpenumpang tidak muncul-muncul. Setelah ditelpon balik ke call centre ternyata petugas call centre keliru memberikan informasi seharusnya Blok D 5 Nomor 6 tapi yang diberikan adalah Blok D 6 Nomor 5.Â
Keruan saja penumpangnya marah-marah sebab ia ketinggslsn pesawat ketika sampai di bandara dan minta ganti rugi sebesar Rp 1,3 juta yaitu harga tiket yang hangus. Sopir ini tidak mau disalahkan, ia membawa rekaman percakapan pesanan dari call centre yang ternyata memang petugas call centre yang salah memberikan informasi. Katanya, petugas call centre tersebut langsung dipecat, tetapi sang penumpang tetap memperoleh ganti rugi dari Bluebird, bukan dari sopir tersebut.  Ini menunjukkan bahwa petugas call centre bisa saja keliru tapi bisa mengelak kalau tidak ada bukti kuat berupa rekaman.
Saya sendiri sampai sekarang tidak mengetahui kemana tempat mengadu. Karena karena kalau mengadu ke call centre tentu tidak ada gunanya. Hanya saja patut disayangkan kalau Bluebird mengabaikan pesanan taksi melalui telepon atau memang Bluebird akan menghapus program pemesanan taksi melalui telepon dan menggantinya dengan sistem aplikasi?Â
Padahal, mungkin para pelanggan lama yanmg sudah lanjut usia, seperti saya, masih perlu untuk dilayani, artinya yang hanya mampu berhubungan melalui telepon saja, bukan aplikasi. Tetapi, bagaimanapun dan apapun yang terjadi, kalau masih ada Bluebird, saya akan tetap menggunakan taksi Bluebird.......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI