Hari ke 17 :
Tgl. 16 Oktober 2018
Palembang - Jakarta
Pukul 5.10 kami berangkat menuju Jakarta. Atas kebaikan Hotel Amaris kami diberikan sarapan pagi berupa tiga potong roti lapis yang lezat sebagai bekal kami di jalan nanti. Rute yang akan kami tempuh adalah Palembang-Indralaya-Kayuagung-Mesuji- Tulangbawang-Menggala-Sukadana- Ketapang-Bakauheni-Merak-Jakarta.Â
Jarak yang dapat diestimasi antara Palembang-Bakauheni adalah sekitar 477 km atau kira-kira 10-11 jam perjalanan.
Setelah lebih daripada 3 jam perjalanan, lewat Desa Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), terjadi tabrakan antara sebuah Daihatsu Terios dengan sebuah truk tronton sehingga jalan raya macet. Untungnya, hanya mobil kecil yang bisa molos melewati celah jalan yang masih terbuka di antara puluhan truk yang berhenti total karena tabrakan tersebut menghalangi mobil besar tetapi mobil kecil masih bisa melewatinya walaupun dengan perlahan-lahan.Â
Syukurlah, kami pun bisa meloloskan diri dari kemacetan yang parah tersebut. Tak lama kemudian terdengar sirine mobil polisi berdatangan ke tempat kecelakaan tersebut. Dengan demikian .kemacetan dapat diurai serta kasusnya dapat ditangani dengan segera.
Pada pukul 11.00 kami berhenti di Tulangbawang untuk  makan siang di Rumah Makan Jakarta. Menu utamanya adalah soto daging, soto babat dan soto kikil yang mirip dengan soto betawi. Kami pun memesan soto daging karena memang dua macam soto lainnya tidak tersedia. Rumah makan ini dimiliki oleh Sudiro yang sejak tahun 1995, katanya, sudah menetap di Tulangbawang. Sudiro sendiri berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.
Begitu selesai makan siang sekitar pukul 11.30, kami langsung berangkat untuk mengejar waktu sehingga kami bisa tiba di Bakauheni pada pukul 16.30, sesuai dengan estimasi kami. Setelah membeli tiket, kami merupakan kendaraan ketiga yang masuk ke dalam ferry. Dengan demikian, kami dapat beristirahat lebih lama di dalam ruangan kapal dengan membayar Rp 12.000,- per orang.Â
Tetapi, sungguh disesalkan bahwa ternyata toilet yang ada sangat kotor dan tidak layak untuk digunakan terutama untuk wanita, apalagi untuk turis asing (kalau ada). Padahal, fasilitas toilet merupakan kebutuhan utama penumpang. Tampaknya hal ini dianggap sepele oleh pemilik kapal atau instansi terkait entah dinas apa dari kementerian perhubungan atau kementerian pariwisata sehingga dibiarkan meninggalkan citra buruk bagi bangsa kita sebagai bangsa yang jorok.
Karena asyik bermain sudoku, tanpa terasa peluit ferry telah melengking, yang menandakan ferry sudah merapat di pelabuhan akhir. Artinya, kami sudah tiba di daratan pulau Jawa, Pelabuhan Merak, pada pukul 19.50.