Hari ke 1
Tgl. 30 September 2018
Palembang - Jambi - Siberida
Pada mulanya adalah Ari Purnama Djohan (biasa dipanggil Ari), 44, Â yang mengikuti Jambore Mercedes-Benz Indonesia ke 13 di Jakabaring, Wisma Atlet, Palembang, yang diselenggarakan pada tanggal 27 sampai dengan 30 September 2018 sebagai salah seorang anggota W 124 Mercedes-Benz Boxer Club Indonesia (MBCI) Chapter Jakarta.
Sebelum selesai Jambore, Ari mengajak saya, 79, dan isteri, 73, untuk berkeliling menjelajah pulau Sumatera dengan mengendarai mobilnya setelah Jambore berakhir. Waktu yang diperkirakan adalah 10 (sepuluh) hari. Ari adalah anak bungsu kami dari empat bersaudara.
Demikianlah, pada tanggal 30 September 2018 saya dan isteri menyusulnya ke Palembang dengan menggunakan Citilink penerbangan nomor QG 980 berangkat pukul 6.05 dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dan tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang, pada pukul 7.15, tepat waktu. Dan tampaknya ketepatan waktu penerbangan sudah menjadi budaya kerja Citilink.
Ari menjemput kami di bandara dan langsung berangkat menuju Jambi. Kendaraan yang digunakan adalah sebuah Mercedes-Benz type 300E tahun 1989 (modifikasi) dengan nomor polisi B 124 PD.
Kota tujuan pertama adalah Jambi yang berjarak sekitar 220 kilometer (km) dari Palembang. Kami makan siang di sebuah restoran kecil yang menyajikan baso, mie ayam, soto, nasi goreng dan nasi ayam. Nama restoran itu "Putri Solo". Restoran ini dimiliki oleh Pak Saidin yang memang berasal dari Solo. Sebelumnya, ia ikut membantu di restoran yang juga milik orang Solo, yaitu "Solo Berseri" di Jambi dan kemudian setelah beberapa tahun kemudian, ia membuka restoran sendiri di di kecamatan Bayung Lencir, perbatasan antara Jambi dan Palembang.
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Jambi dan tiba disini sekitar pukul 15.30. Dan setelah berkeliling kota sebentar, akhirnya kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju Rengat, sekitar 150 km dari Jambi dengan perkiraan akan sampai disana sekitar pukul 19.30.
Diluar dugaan kami, perjalanan menuju Rengat membutuhkan waktu yang jauh lebih panjang karena kemacetan lalu lintas serta banyak jalan yang rusak, naik-turun bukit, berkelok-kelok, curam, gelap gulita, dan banyak truk kontainer yang berlalu-lalang. Kami terpaksa makan malam di sebuah SBPU. Untungnya, isteri saya sudah mempersiapkannya dengan membeli nasi plus ayam goreng pada waktu makan siang di Restoran Putri Solo, di Bayung Lencir. Di SBPU ini kami sempat berbincang-bincang dengan beberapa keluarga yang juga sedang melakukan perjalanan malam seperti kami.
Setelah waktu menunjukkan pukul 22.00 belum tiba juga di Rengat, karena jalan yang kami tempuh ternyata juga jelek dan berkelok-kelok, akhirnya kami melihat ada sebuah penginapan kecil di pinggir jalan yang kami lalui. Lalu kami mampir dan ternyata masih ada kamar yang kosong. Akhirnya kami menginap di penginapan ini yaitu Penginapan Pelita Jaya, sebuah penginapan yang terletak di sebuah desa bernama Siberida, sebuah titik kecil yang tidak akan tampak dalam peta. Penginapan ini terletak di Jalan Lintas Timur - Batang Gansal Innu, Jambi, seperti yang tertera dalam sign board yang terpampang di pinggir jalan dekat penginapan. J&T Express, sebuah perusahaan ekspedisi di Jakarta ternyata membuka kantor di penginapan ini.Â
Menempuh perjalanan malam dalam keadaan gelap gulita di tengah jalan yang rusak serta berkelok-kelok tentu mengandung risiko besar bagi kendaraan serta keselamatan jiwa kami juga. Padahal, hotel di Rengat telah dipesan melalui Traveloka dan sudah dibayar sehingga apa boleh buat, akhirnya "hangus".(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H