Dalam perjalanan pulang dari Pondok Indah Mall (PIM) ke Tanjung Barat, saya dan isteri menggunakan taksi Bluebird yang mangkal di mal tersebut. Saya mesti memberikan beberapa petunjuk jalan ke arah rumah saya, karena sang sopir belum terbiasa "berkeliaran" di daerah Jakarta Selatan. Kadang kala ia meminta maaf karena salah arah. Dan kami pun memakluminya.Daerah operasi yang biasa dirambahnya adalah Jakarta Pusat.
Di tengah perjalanan sopir setengah tua (58 tahun) ini sangat senang berbicara dan kami pun dengan suka cita melayaninya. Daripada termenung di tengah kemacetan jalan tol lebih baik berbincang-bincang dengan sang sopir. Ternyata ia pernah menjadi pengusaha kelas menengah pada tahun 2000-an.Â
Ia memiliki sepuluh kios kecil di sepuluh stasiun kereta api dengan 30 Â orang karyawan. Komoditas dagangannya adalah barang kelontong serta air minum mineral. Ia juga sempat memiliki dua buah mobil yaitu Kijang Innova dan Daihatsu Luxio untuk menunjang aktivitasnya. Â Pusat bisnisnya berada di stasiun Ganbir.
Namun nasib buruk menimpanya. Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) telah berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan Direktur Utamanya, Ignasius Jonan, Â adalah seorang pejabat yang tegas dan berani. Ia melakukan perombakan besar-besaran.Â
Seluruh pedagang kecil yang berjualan di stasiun kereta api  Jakarta, Bogor, Tangerang , Depok dan Bekasi di bersihkan atau direvitalisasi, istilah kerennya. Dan dampaknya semua kios nya ditutup dan digantikan oleh pedagang lain yang lebih bermerk, katanya. Usaha kecilnya yang dirintis sejak belasan tahun yang lalu runtuh dalam sekejap.
Tentu saja ia sangat kecewa, namun ia tidak berputus asa. Setelah berusaha dalam bisnis lainnya, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi sopir taksi Bluebird dan bertemu dengan kami pada suatu malam pada akhir bulan Agustus 2018 yang lalu. Terjadilah perbincangan yang menarik, terjadilah tulisan singkat ini.
Sambil bergurau, ia mengatakan bahwa "orang di rumah" selalu cerewet, selalu bertanya mengenai jumlah uang perolehannya, membawa "tamu" ke mana saja dan apakah ia banyak membawa penumpang wanita hari ni, dan lain-lain. "Mungkin itu menunjukkan kasih sayang seorang isteri, pak...." kata isteri saya yang duduk di kursi belakang."Mungkin juga ... tapi kadang-kadang berlebihan, Bu....", sahutnya dengan tersenyum.
Kemudian ia mengisahkan tentang rumah tangganya yang hampir berantakan pada sekitar tahun 2004. Semula istrinya ingin dibelikan sebuah handphone (HP) baru, yang kemudian dibelikannya merk "Siemens" yang waktu itu populer.Â
Pada suatu saat ia ingin meminjam HP tersebut, namun sang istri menolaknya dengan keras. Ia memaksanya dan akhirnya berhasil mengambilnya. Ia tidak bisa membuka HP tersebut karena tidak mengerti caranya.
Setelah minta bantuan seorang pedagang HP di sebuah mal, ia baru bisa membuka HP tersebut. Dan terbongkarlah "persahabatan" isterinya dengan seorang anggota DPRD. Ia pun marah besar. Istrinya tidak mengaku walaupun dalam SMS yang dibacanya membuktikan sebaliknya. Ia pun mendatangi rumah anggota DPRD tersebut serta mengancamnya untuk tidak berhubungan lagi dengan istrinya. Bahkan, ia sempat ingin menabrakkan mobilnya kepada mobil dinas orang tersebut. Akhirnya, dalam rapat  keluarga besar yang khusus membahas kasus ini, ia memutuskan untuk tidak bercerai, sampai sekarang, sampai isterinya menjadi sangat cerewet.
Dan sekali lagi isteri saya nyeletuk , "Mungkin saat itu bapak kurang memberi perhatian kepada isteri bapak sehingga ia berpaling kepada pria lain ...." Sambil menepuk jidatnya, ia menjawab, "Ya, mungkin betul juga, Bu. Saat itu bisnis saya memang sedang sangat berkembang sehingga saya sangat sibuk....Dan sekarang ganti isteri saya yang justru selalu menanyakan ini- itu pada saat saya pulang kerja seolah-olah takut kehilangan saya, hehehe ....!"
Untungnya ketiga anaknya telah memperoleh pendidikan dan pekerjaan  yang cukup membanggakan. Kedua puterinya telah menikah, yang pertama menjadi perawat di rumah sakit "Siloam" Cikarang dan yang seorang lagi di RSUD Banten. Yang satu di bagian anestesi dan yang seorang lagi di bagian radiologi. Sedangkan yang paling kecil, laki-laki, masih di SMK jurusan teknologi informasi, katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H