Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Tidak Bisa Jadi Presiden?

27 Januari 2014   05:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbagai lembaga survei telah menunjukkan bahwa elektabilitas Joko Widodo (Jokowi ) selalu menduduki urutan pertama sebagai calon presiden (capres )  dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya. Tokoh-tokoh yang mampu dikalahkannya berasal dari partai politik seperti Prabowo Subianto  (Gerindra), Wiranto (Hanura), Aburizal Bakrie (Golkar), Jusuf Kalla (Golkar), dan bahkan, Megawati Soekarnoputri (PDI Perjuangan).

Padahal, Jokowi  bukan siapa-siapa di dalam PDI Perjuangan. Ia bukanlah tokoh penting di dalam PDI Perjuangan. Ia hanyalah seorang kader, yang bahkan, ada yang meragukan ketebalan ideologinya. Ia amat bergantung kepada Megawari, sebagai ketua umum partainya. Ia akan patuh apapun yang akan diputuskan oleh ketua umumnya.

PDI Perjuangan sudah mencanangkan bahwa penentuan capres 2014 baru akan diumumkan setelah pemilu legislatif 2014. Menurut Megawati, PDI Perjuangan akan berhati-hati dalam menentukan pilihannya sebab menyangkut kepentingan nasional, yaitu bangsa dan negara Indonesia, katanya. Dan untuk menduduki jabatan presiden tampaknya orang yang paling layak adalah dirinya sendiri, sebagai penerus dan ahli waris Bung Karno. Bukan Jokowi atau siapapun. Jokowi lebih layak sebagai gubernur DKI saja untuk membebaskan Jakarta dari macet dan banjir.

Dengan demikian, jika nanti suara yang diperoleh PDI Perjuangan dalam pemilu legislatif diatas 20 % seperti yang ditunjukkan oleh survei Kompas, maka Megawati  dengan percaya diri akan mencalonkan diri sebagai capres. Tetapi jika hasilnya dibawah 20 % maka PDI Perjuangan akan berkoalisi dengan partai lain dan mungkin baru akan menngajukan Jokowi sebagai capres. Namun, taktik ini belum tentu berhasil karena momentumnya sudah lewat.  Ada kesan bahwa Jokowi hanya dijadikan alat belaka, hanya sebagai vote-getter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun