Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gemerlap Natal di Kandang Domba

24 Desember 2010   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap tahun umat Kristiani merayakan kelahiran Yesus Kristus dengan penuh suka cita. Walaupun tergolong minoritas, umat Kristiani di Indonesia tidak ketinggalan untuk turut serta merayakannya. Sudah jadi tradisi bahwa pada saat Hari Natal, keceriaan selalu menyertai.

Pusat perbelanjaan berlomba-lomba membuat dekorasi natal yang serba spektakuler. Masing-masing berupaya untuk menarik para pengunjungnya dan berbelanja di toko-toko yang memamerkan barang-barangnya dengan pelbagai pernak-pernik yang gemerlap.

Harga barang-barang pun diberikan potongan harga dengan judul yang heboh : Sale up to 70 % ! Padahal, tidak semua barang dijual dengan potongan 70 %.  Atau diberikan potongan 70 % hanya untuk barang-barang yang kurang laku atau sudah jadi stok lama selama bertahun-tahun. Hal ini berlangsung terus selama Natal masih dirayakan.

Padahal, pada saat Yesus dilahirkan di kandang domba, penuh dengan segala kekurangan, tidak terpikirkan  bahwa kelahiranNya akan dirayakan seperti sekarang ini. Yesus lahir bukan di rumah sakit mewah melalui operasi caesar. Justru Yesus lahir di tengah kemiskinan dan penderitaan.

Seharusnya umat Kristiani merayakan kelahiran Yesus dengan penuh khidmat, bukan merayalannya hanya untuk memuaskan dirinya sendiri. Ajaran Kristus yang selalu menekankan kasih abadi di antara umatNya kadang kala terlupakan di tengah gegap gempitanya perayaan Natal yang demikian dominan.

Seharusnya umat Kristiani selalu mawas diri di tengah masyarakat Indonesia yang plural. Terlampau menonjolkan diri kekristenan di tengah mayoritas umat Muslim juga akan memicu kecemburuan sosial. Tidak semua orang mempunyai toleransi beragama dan tidak semua orang mempunyai hati yang sama. Tidak semua orang memiliki kasih yang sama seperti Yesus. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2011 !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun