Hari ini atau besok atau lusa bakal diketahui siapa yang akan menduduki kursi ketua umum Partai Demokrat (PD). Andi Mallarangeng (AM), Anas Urbaningrum (AU) atau Marzuki Alie (MA), atau masih Hadi Utomo (HU) atau ada kuda hitam yang mendadak muncul atau dimunculkan oleh SBY.
SBY sangat menyadari bahwa posisi ketua umum PD yang baru akan sangat menentukan masa depan PD, terutama dalam menghadapi pemilu 2014. Walaupun mesin politik PD sudah established dan sudah berpengalaman selama dua kali pemilu, namun postur serta eksposur seorang ketua umum PD tetap dianggap amat penting.
Dari ramainya kampanye pemilihan calon ketua umum, tampaknya persaingan sengit akan terjadi antara kubu AM dan kubu AU. Kedua calon ini merupakan calon terkuat yang akan dipilih oleh para peserta kongres PD hari ini, besok atau lusa.
Seperti lazimnya dalam sebuah kompetisi, kampanye negatif atau kampanye hitam tetap saja beredar. Isu politik uang yang diharamkan oleh SBY sudah lama beredar atau diedarkan. Isu keaslian kader serta asal-usul kader juga tersebar atau disebarkan. Bahkan sikap serta tingkah laku sang calon ketua umum yang dikatakan arogan dan serakah juga "dijual". Saat ini, AM sudah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sehingga timbul kesan ia serakah dan ambisius.
Tak dapat disangkal, walaupun pesan SBY yang ingin agar pemilihan ketua umum ini berjalan dan berlangsung dengan adem ayem sesuai dengan proses demokrasi, tidak sepenuhnya dapat terlaksana di lapangan. Gejala perpecahan di antara kedua kubu yang bersaing tidak dapat dihindarkan.
Walaupun, katanya, AM memperoleh dukungan dari SBY yang dibuktikan oleh salah seorang putranya selalu mengikuti kampanye AM, namun selama ini SBY, seperti biasanya, diam dalam seribu bahasa. Ia akan selalu mengatakan, biarlah, segala sesuatunya berjalan sesuai dengan proses demokrasi.
Namun, ada kecenderungan AU akan melaju dengan kencang, untuk kemudian mengalahkan AM. AM memperoleh dukungan dana dan daya dari dua orang saudaranya yang dahulu menjadi Tim Sukses SBY, tetapi itu tidak menjamin bahwa suara terbanyak akan jatuh ketangannya.
Sementara itu, tampaknya, MA hanya menjadi "penggembira" saja. Kemungkinan besar pada saat pemilihan berlangsung, ia akan menyatakan demi kesatuan dan persatuan PD, ia akan mengundurkan diri sebagai calon ketua umum.
AU merupakan tokoh muda yang tampaknya lebih kalem, tutur katanya terjaga dengan bahasa Indonesia yang teratur rapi, tidak berbicara sembarangan, serta memiliki intelektualitas tinggi, sama dengan SBY. Ia juga adalah ketua fraksi PD di DPR dan telah membuktikan kemampuannya dalam memimpin politisi PD didalamnya.
Disamping itu, dapat dipastikan bahwa di luar PD, ia juga akan memperoleh dukungan luas di kalangan umat Islam, karena ia berasal dari NU. Faktor ini sangat penting dan sangat menentukan dalam menghadapi pemilu yang akan datang.
AU akan menjadi asset yang sangat berharga bagi PD. Karena itu, kalau SBY mempertimbangkan hal ini, ia akan memberikan restu kepada AU. Catatan lain yang tak kalah pentingnya adalah AU adalah orang Jawa yang lebih predictable dan lebih mudah diatur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H