Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sopir Taksi Itu Bernama Makmun Murod

27 April 2014   22:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada siang hari yang panas menyengat itu, saya naik taksi "Putra" dan selalu duduk disamping sang sopir seperti yang biasa saya lakukan. Semula saya tidak memercayai mata saya ketika membaca kartu identitas sang sopir yang terpampang diatas dashboard taksi. Dengan huruf kapital berwarna hitam nama M.Makmun Murod menghiasi kartu plastik tersebut. Seperti kita tahu Makmun Murod adalah seorang jenderal TNI-AD, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) pada era Orde Baru, mungkin sekitar tahun 1970-an.

Ternyata memang benar nama itu adalah nama sopir taksi yang membawa saya ke Mal Ambassador, Jl. Satrio, Jakarta Pusat.  Menurut pengakuannya, ayahnya adalah ajudan dan pengawal pribadi Jenderal Makmun Murod berpangkat Mayor. Walaupun ada perbedaan pangkat yang jauh, namun hubungan pribadi keduanya sangat istimewa. Ayahnya sangat mengidolakan atasannya,  sampai-sampai anak nya yang lahir pada tahun 1971 dinamai sama dengan sang jenderal.

Perjalanan hidup sopir taksi ini ternyata sangat istimewa. Ia pernah menjadi prajurit Pasukan Khas (Paskhas) AURI selama 3 tahun. Kemudian keluar karena kasus yang berat menderanya. Awalnya adalah ketika ia menolong seorang pengamen yang memiliki suara bagus. Pengamen ini diajak tinggal bersama di rumahnya. Masalah berat muncul, ketika ia akan menikah dengan calon istrinya yang cantik dan lembut, katanya. Ternyata calon istrinya telah hamil duluan sebelum akad nikah ditandatangani. Dan sialnya, istrinya memberitahu bahwa yang menghamilinya adalah si pengamen yang ditolongnya itu.

Keruan saja ia mengamuk. Pernikahan batal. Ia memburu sang pengamen ke seluruh peloksok Jakarta sampai ke Jawa Tengah.Tidak berhasil ditemukan, hingga saat ini. Orang itu menghilang bagai ditelan bumi. Kalau orang itu sampai ditemukan olehnya, entah apa yang terjadi padanya. Namun sekarang, setelah berselang 6 tahun, ia sudah sadar, dan telah memaafkannya. Selama 6 bulan ia keluyuran, hidup tidak keruan, mabuk-mabukan, luntang-lantung. Ia mengalami stress berat. Karirnya di AURI pun harus ditinggalkannya.

Sekarang ia hidup tenang. Ia sudah menikah dengan seorang wanita cantik seperti orang Tionghoa, katanya, berasal dari Kepihiang, Bengkulu. Anaknya dua orang, satu lelaki dan satu perempuan. Yang laki-laki berumur 15 tahun dan sudah duduk di bangku SMP. Ia juga sudah punya rumah sendiri, walaupun sederhana.

Sejak kecil ia sudah dididik keras penuh disiplin oleh sang ayah. Hidup jujur serta kerja keras selalu menkjadi pedoman hidupnya. Baginya, ia akan menjalani hidupnya sesuai dengan takdir yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Ia tidak merasa rendah diri menyandang nama Makmun Murod, walaupun hanya seorang sopir taksi belaka. Nama itu adalah nama kebanggaan ayahnya, yang melambangkan kesetiaan seorang bawahan yang tidak bisa dinilai oleh apapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun