Mohon tunggu...
Djodi Budi Sambodo
Djodi Budi Sambodo Mohon Tunggu... Dosen - Freelance Trainer

Gemar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelusuri Jejak Firaun

20 Februari 2024   14:54 Diperbarui: 20 Februari 2024   21:11 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Heritagedaily.com

Dalam Al Quran Surah Asy-Syuara ayat 63-66 Nabi Musa dikaruniai Allah Swt mukjizat untuk membelah lautan dengan tongkatnya. Akibatnya Firaun dan pasukan yang mengejar Nabi Musa dan rombongan bani Israel  tenggelam dalam lautan ketika lautan menutup kembali. Konon Firaun yang dimaksud adalah Ramesses II yang diperkirakan hidup pada tahun 1303 -- 1213 sebelum masehi dan jasadnya tersimpan di musium kairo, Mesir. Dibandingkan mumi Firaun lainnya, Ramesses II yang paling banyak mengandung garam dan jasadnya lebih utuh.

Ketika para ahli mumi melihat gejala kerusakan pada jasad Ramesses II karena serangan jamur, maka pemerintah Mesir mengirimkannya ke Perancis untuk dibantu proses restorasi atau pemulihan agar tidak mengalami kerusakan yang lebih parah. Hal yang menarik, walau itu berupa jasad, pihak Perancis memberlakukan penggunaan paspor bagi Ramesses II agar bisa diterbangkan ke Perancis.

Paspor Ramesses II ini sempat ramai dan menjadi lelucon ketika diunggah di dunia maya. Mengutip USA Today, belakangan diketahui bahwa foto tersebut adalah ilustrasi yang dibuat seorang seniman yang dimuat oleh situs Heritage Daily pada 25 Maret 2020. Namun, keberadaan paspor tersebut terjadi di kehidupan nyata. Pada tahun 1974, National Goegraphic melaporkan Remesses II didaftarkan untuk memiliki paspor sebelum terbang ke Paris untuk perbaikan. Paspor tersebut pun menunjukkan foto Remesses II selayaknya paspor biasa. Bagian data pekerjaan mumi itu diisi dengan keterangan 'Raja (almarhum).

Firaun dalam Al Quran dan bukti nyatanya memang hidup di Mesir ribuan tahun yang lalu. Apakah masih ada keturunannya sampai sekarang? Hanya Allah Swt yang mengetahuinya. Walau teknologi DNA bisa digunakan untuk menelusuri bangsa Mesir apakah masih ada yang berdarah Firaun. Setidaknya kisah Firaun bisa menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia sekarang ini bahwa menjadi seorang pemimpin tidak boleh bersikap sewenang-wenang bahkan berani menyatakan dirinya adalah Tuhan.

Jauh dari negeri asalnya, kisah Firaun ini sempat ramai setahun lebih yang lalu, ketika masyarakat dihebohkan dengan ucapan seorang tokoh agama kondang, cak Nun yang menyebutkan Jokowi adalah Firaun. Sontak banyak yang marah dan tidak terima kepada Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib dengan nama akrabnya, cak Nun, yaitu seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia. Akhirnya menyadari kesalahannya, cak Nun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Saya sendiri yang diberi ujian oleh Allah, jadi ketika sedang indah-indahnya Maiyah, ketika sedang puncak-puncaknya hidayah Allah menabur ke Maiyah, itu saya sendiri yang keblondrok artinya saya dikasih ujian oleh Allah luar biasa," kata cak Nun dalam video di acara Mocopat Syafaat dan Tawashshulan 17 Januari 2023 di Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY, dikutip detikJateng. Ketika banyak masyarakat yang menghujatnya sebab tidak terima seorang presiden disebut Firaun, cak Nun menyatakan dirinya sedang "kesambet" yang dalam bahasa Jawa berarti seseorang yang mengalami sakit mendadak akibat pengaruh roh jahat.

Namun seorang pegiat sosial, Denny Siregar, yang termasuk marah dan tidak menerima ketika Jokowi disebut sebagai Firaun oleh cak Nun. Berapa hari mendadak menyampaikan permohonan maaf kepada Emha Ainun Nadjib atau cak Nun karena sempat mengolok-olok tokoh tersebut beberapa waktu lalu.

"Ijinkan saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada cak Nun karena dulu mengolok-olok beliau akibat mengatakan adanya Firaun." cuitnya lewat akun X @Dennysiregar7, Minggu (18/2/2024).

Denny Siregar bahkan mengungkapkan dengan bahasa kiasan mengaku buta dan tanpa sadar membangun berhala manusia dalam pikirannya.

"Saya dulu buta, sampai akhirnya kepala saya terantuk tembok besar yang bernama fakta. Tanpa sadar saya membangun berhala manusia dalam pikiran kecil saya." Ungkapnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa anaknya Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka telah maju menjadi Calon Wakil Presiden-nya Prabowo Subianto yang menurut hasil Quick Count telah memperoleh tertinggi di atas 50 persen. Sehingga bila hasil Real Count yang dilakukan oleh KPU dengan hasil yang sama, maka Prabowo dan Gibran akan menjadi pemimpin RI 1 dan RI 2 pengganti Jokowi dan Ma'ruf Amin pada Oktober 2024. Walau ini masih menjadi perdebatan pihak paslon 01 dan 03 karena masih menunggu hasil rekapitulasi suara selesai oleh KPU serta pengumpulan bukti-bukti kecurangan yang sedang mereka kumpulkan dari lapangan.

Saat kampanye menjelang pemilu 14 Februari 2024 lalu, Jokowi sangat aktif membagikan bansos kepada masyarakat di tengah kritik tokoh akademisi beberapa perguruan tinggi papan atas di Indonesia mengenai  pelanggaran etika dan cedera nilai demokrasi serta di tengah kekecewaan beberapa budayawan akan keputusan pamannya Gibran, Ketua MK (Mahkamah Konstitusi) yang meloloskan Gibran untuk maju menjadi Calon Wakil Presiden dan menjadi dasar KPU untuk menerima pendaftaran Prabowo dan Gibran menjadi paslon no. 2. Walaupun pada akhirnya Ketua MK, Anwar Usman, pamannya Gibran dicopot dari Ketua karena pelanggaran etik dan Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum), Hasyim Asy'ari juga dinyatakan melanggar kode etik ihwal proses pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.

Dan sebelumnya Jokowi, Gibran dan menantunya Bobby adalah kader dari partai politik terbesar di Indonesia, PDIP, namun ketika pemilu 2024 ini memiliki pandangan yang berbeda dengan partainya. Menurut beberapa sumber, mereka semuanya yang telah diberikan karpet merah menjadi Walikota, Gubernur dan Presiden tidak lagi menjadi anggota PDIP. Kisah perjalanan Jokowi dan keluarganya dari seorang pengusaha mebel menjadi orang nomor satu di Indonesia sungguh sangat menarik. Memang tidak ada kaitannya dengan Firaun sebetulnya. Tetapi kiprah Presiden RI ke-7 ini bisa menjadi perenungan kita bersama. Memulai menjadi pemimpin yang rajin blusukan dan langsung turun ke gorong-gorong untuk menyelesaikan masalah banjir hingga pembangunan infrastruktur dari Sabang hingga Merauke sungguh luar biasa. Namun mulai terlihat agak gamang ketika menerawang masa depan pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara) setelah kepemimpinannya usai nanti. 

Apakah sikap mengabaikan masalah etik dan nepotisme ini demi menjaga keberlanjutan cita-cita pembangunan untuk Indonesia? Ataukah ada agenda politik tersembunyi jauh lebih besar hebohnya dari yang kita duga? Pro dan kontra memang selalu ada. Bila Paslon 02 benar-benar ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu 2024, harusnya Jokowi akan merasa aman, karena Gibran sangat siap sekali melanjutkan keinginan ayahnya. Berpasangka positif dan berdoa kepada Allah Swt agar Indonesia terjaga, damai dan aman, tentunya adalah hal yang terbaik untuk selalu kita lakukan. (*)Pondok Aren, Tangsel 20 Februari 2024 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun