Belum ada padanan kata dalam Bahasa Indonesia untuk kata pedagogi, sehingga pedagogi dianggap kata baku. Â Dari Wikipedia bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Â Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar.
Sasaran dari pendidikan adalah manusia. Pendidikan bisa dilakukan kepada manusia setelah manusia itu lahir ke dunia, adalah pemikiran yang keliru jika menganggap bahwa pendidikan manusia dilakukan sejak manusia dalam kandungan atau jabang bayi.
Namun ada pertanyaan ; kenapa hewan seperti anjing, kucing, burung dan lain-lain bisa dididik? Apakah hal ini bisa dikatakan pendidikan. Tentulah hal ini bukanlah pendidikan.
Menurut Hamzah S. Fatani dalam jurnal " Manusia dan Paedagogik  : Telaah atas manusia sebagai subjek dan objek pendidikan (Desember 2016)", mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas melibatkan potensi fisik, melainkan pula psikhisnya, dimana secara psikologis  manusia memiliki akal pikiran, perasaan dan nafsu, artinya dengan potensi tersebut menjadi modal yang sangat besar untuk menjalankan kegiatan pendidikan.
Potensi inilah yang tidak dimiliki oleh hewan yang menyebabkan terhalang untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan. Pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa pendidikan dikhususkan kepada manusia. Mengapa demikian? Hanya manusia lah yang bisa memahami manusia itu sendiri, tidak bisa manusia dipahami oleh hewan atau tumbuhan., sehingga yang bisa mendidik manusia adalah manusia itu sendiri.Â
Teori di atas tidak berlaku untuk orang gila, tetapi hanya berlaku untuk manusia normal, karena manusia normal punya potensi antara lain : potensi fisik, potensi non fisik, potensi individual, potensi sosial, potensi verbal, dan lain-lain.
Potensi yang ada pada manusia ini sebagian besar dibawa sejak lahir, tetapi ada juga yang dibawa saat dalam perjalanan proses kehidupan.
Sebagai contoh, awal mula seseorang dilahirkan dengan potensi-potensi yang positif, tetap dalam proses kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya yang bisa merubah potensi positif berubah menjadi potensi negatif. Kalau potensi manusia dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan negatif, maka manusia itu akan menjadi potensi negatif.Â
Tugas pendidik adalah membantu, mengembangkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada pada manusia itu sendiri. Manusia tidak punya kewenangan untuk mengatur manusia lainnya akan menjadi apa. Pendidikan ada tujuan akhir yang harus dicapai, yaitu semua potensi yang ada pada manusia diarahkan untuk menjadi matang, sehingga potensinya akan berkembang secara maturity (maturity level).Â
Bagaimana cara pendidik bisa mengoptimalisasikan potensi seseorang? Hal ini tentunya memerlukan metode tertentu, dan membutuhkan pihak-pihak lain. Pihak lain itulah yang disebut dengan Pedagogi. Hal inilah yang  menegaskan bahwa pedagogi itu adalah core dari pendidikan, atau inti dari pendidikan adalah pedagogi.
Ada  tiga istilah penting jika seseorang masuk dalam pendidikan, yaitu :
1. Mengajar : transfer of knowledge atau mendelivery pengetahuan. Hakikatnya adalah bisa membuat orang tahu akan sesuatu, mengerti akan sesuatu, bisa membedakan sesuatu, bisa melakukan sesuatu  dan lain sebagainya.
2. Membelajarkan : how to manage to the learn. Â Ada dua hal penting dalam aspek ini yaitu pertama adalah proses belajar tidak hanya tergantung kepada guru atau pendidik karena waktunya sangat terbatas, dan yang kedua adalah sifat skill itu dinamis, tidak statis dan terus berkembang.
3. Mendidik : value internalization.Â
Hendaklah tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh sekolah dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh orang tua harus sejalan supaya tidak menimbulkan masalah. Namun dalam kehidupan sering kita temui adanya perbedaan, sebagai contoh perguruan tinggi A memiliki FKIP, perguruan tinggi B juga memiliki FKIP, tetapi untuk visi, misi  dan goal tentunya akan berbeda antara kedua perguruan tinggi tersebut.
Untuk mencapai the end of education, maka diperlukan perangkat-perangkat yang disebut Pedagogi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H