Mohon tunggu...
Dominikus DjagoDjoa
Dominikus DjagoDjoa Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berkarya untuk Indonesia

Bekerja di sebuah perusahaan swasta telekomunikasi aktif dalam bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pedagogi dalam pendidikan

16 Oktober 2020   22:17 Diperbarui: 16 Oktober 2020   22:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belum ada padanan kata dalam Bahasa Indonesia untuk kata pedagogi, sehingga pedagogi dianggap kata baku.  Dari Wikipedia bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru.  Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar.

Sasaran dari pendidikan adalah manusia. Pendidikan bisa dilakukan kepada manusia setelah manusia itu lahir ke dunia, adalah pemikiran yang keliru jika menganggap bahwa pendidikan manusia dilakukan sejak manusia dalam kandungan atau jabang bayi.

Namun ada pertanyaan ; kenapa hewan seperti anjing, kucing, burung dan lain-lain bisa dididik? Apakah hal ini bisa dikatakan pendidikan. Tentulah hal ini bukanlah pendidikan.

Menurut Hamzah S. Fatani dalam jurnal " Manusia dan Paedagogik  : Telaah atas manusia sebagai subjek dan objek pendidikan (Desember 2016)", mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas melibatkan potensi fisik, melainkan pula psikhisnya, dimana secara psikologis  manusia memiliki akal pikiran, perasaan dan nafsu, artinya dengan potensi tersebut menjadi modal yang sangat besar untuk menjalankan kegiatan pendidikan.

Potensi inilah yang tidak dimiliki oleh hewan yang menyebabkan terhalang untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan. Pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa pendidikan dikhususkan kepada manusia. Mengapa demikian? Hanya manusia lah yang bisa memahami manusia itu sendiri, tidak bisa manusia dipahami oleh hewan atau tumbuhan., sehingga yang bisa mendidik manusia adalah manusia itu sendiri. 

Teori di atas tidak berlaku untuk orang gila, tetapi hanya berlaku untuk manusia normal, karena manusia normal punya potensi antara lain : potensi fisik, potensi non fisik, potensi individual, potensi sosial, potensi verbal, dan lain-lain.

Potensi yang ada pada manusia ini sebagian besar dibawa sejak lahir, tetapi ada juga yang dibawa saat dalam perjalanan proses kehidupan.

Sebagai contoh, awal mula seseorang dilahirkan dengan potensi-potensi yang positif, tetap dalam proses kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya yang bisa merubah potensi positif berubah menjadi potensi negatif. Kalau potensi manusia dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan negatif, maka manusia itu akan menjadi potensi negatif. 

Tugas pendidik adalah membantu, mengembangkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada pada manusia itu sendiri. Manusia tidak punya kewenangan untuk mengatur manusia lainnya akan menjadi apa. Pendidikan ada tujuan akhir yang harus dicapai, yaitu semua potensi yang ada pada manusia diarahkan untuk menjadi matang, sehingga potensinya akan berkembang secara maturity (maturity level). 

Bagaimana cara pendidik bisa mengoptimalisasikan potensi seseorang? Hal ini tentunya memerlukan metode tertentu, dan membutuhkan pihak-pihak lain. Pihak lain itulah yang disebut dengan Pedagogi. Hal inilah yang  menegaskan bahwa pedagogi itu adalah core dari pendidikan, atau inti dari pendidikan adalah pedagogi.

Ada  tiga istilah penting jika seseorang masuk dalam pendidikan, yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun