Mohammed Jassim adalah pria malang yang harus menerima kenyataan pahit karena di tinggal tunangannya menikah. Mereka sudah bertunangan setidaknya hampir dua tahun.
Dalam budaya arab menikah haruslah mengeluarkan uang yang sangat banyak sedangkan si Jassim ini belumlah siap secara finansial, terpaksa harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya menerima pinangan lelaki lain yang siap menikahinya dan memberikannya mahar yang besar.
Di Bahrain pernikahan orang arab ini masihlah tergolong murah kalau di bandingkan dengan negara-neagara arab lainnya. Untuk sebuah pernikahan yang paling murah  atau bisa dibilang tidak di 'apa-apain', biayanya berkisar antara BD 3000- BD 5000 kurang lebih 75-125 juta rupiah sedangkan untuk yang mahal bisa jadi sampai diatas BD 20.000
Ada seorang teman Philipina bilang "malang sekali menjadi pria arab" Â memang umumnya banyak sekali uang yang harus dikeluarkan pengantin pria ketika mau menikah. Biaya pertama adalah mahar untuk sang mempelai wanita, ini tergantung dari wanita itu, semakin cantik, semakin tinggi pendidikan dan karirnya bisa jadi keluarga dari sang mempelai perempuan akan meminta mahar yang lebih besar.
Selain mahar yang harus di keluarkan biasanya mempelai pria harus menyediakan tempat tinggal dan isinya, pesta pernikahan yang berbiaya besar dan bisa jadi bulan madunya juga. Bahkan sang mempelai pria ini ada yang sampai meminjam-minjam uang untuk pernikahannya itu.
Beberapa kali ada pernikahan masal disini karena mahalnya biaya ini, biasanya mereka-mereka itu di bantu oleh sheik-sheik untuk membiayai pernikahanya itu. Anehnya adalah dalam undangan pernikahan masal itu cuma photo mempelai pria saja yang di pasang. Pertama-tama melihat undangannya itu saya kira kalau itu acara sunatan masal tapi kok sudah tua-tua. hahhaha.......
Terkadang saya sangat bingung dengan istilah "engaged" atau pertunangan yang biasanya mereka sebut itu. kebetulan saya berkomunikasi dengan mereka hanyalah dengan bahasa inggris jadi kalau ada padanan kata dalam bahasa arab yang lebih tepat saya kurang tau. Beberapa diantara mereka walaupun bilangnya masih engaged tapi ternyata ada juga yang sudah tidur bareng. (Nahhhh.... lohhh... *penjelasann dibawah)
Pertunangan adalah salah satu tahapan lebih lanjut dari sebuah jalinan asmara. Umumnya ketika sudah tunangan ini keluarga perempuan arab tidaklah keberatan ketika sang lelaki mengajak keluar atau mereka berduaan, berbeda dengan ketika mereka belum ada status apa-apa, diarab tentu tidaklah seperti di Indonesia yang bebas pacaran dimana saja dan kapan saja terang-terangan.
Ternyata didalam pertunangan mereka itu ada dua macam. Yang pertama adalah pertunangan ya yang  seperti halnya pertungangan biasa dan yang kedua adalah mereka masih menyebut engaged /pertunangan meskipun sudah melakukan ijab khobul ataupun bisa dibilang sah secara agama tapi mereka belum melangsungkan pesta pernikahan. Pesta pernikahan seperti sebuah keharusan yang tidak tertulis untuk orang-orang arab ini. Menurut mereka, mereka tidak mau terjadi fitnah ketika tau anak gadisnya keluar dengan laki-laki tapi para tetangga atau orang-orang dekat yang mengenal mereka itu tidak tau kalau mereka sudah menikah karena tidak adanya pesta pernikahan itu.
Dalam masa tunangan ada beberapa dari mereka yang sudah hamil dan akhirnya terpaksa harus dipercepat pesta pernikahan mereka itu atau meningkat pula status hubungan mereka itu menjadi sebuah pernikahan. Tapi ada juga perempuan yang menolak untuk di ajak tunangannya berbuat seperti itu karena mereka tidak mau kalau seandainya putus pertunangan mereka itu. Bahkan ada yang sudah bertahun-tahun status mereka itu hanyalah tunangan karena terbentur biaya pernikahan itu.
Di Bahrain sini ada dua hal yang biasanya mengapa rumah-rumah orang arab itu dihiasi dengan lampu-lampu ketika malam hari. Pertama adalah ketika perayaan national day dan yang kedua adalah ketika ada pernikahan. Jadi kalau tidak ada perayaan national day biasanya rumah-rumah orang arab itu kalau yang terang benderang dengan hiasan-hiasan lampu dimana-mana kemungkinan besar telah terjadi pernikahan.
Disini juga terbilang banyak pernikahan campuran. kalau dibanding dengan negara-negara GCC lainya tidaklah terlalu sesulit untuk menikah  dengan orang asing disini. Bahkan ada beberapa pria arab yang tidak suka dengan wanita arab. Umumnya pelaku pernikahan campuran ini adalah prianya,mereka menikah dengan wanita-wanita dari Asia tenggara, Eropa bahkan Amerika. Sedangkan untuk wanitanya untuk arab GCC sangatlah jarang yang menikah dengan pria selain arab.
Orang arab itu banyak yang kecil-kecil jadi manten, teman-teman kerja saya banyak yang usianya dibawah 25 tahun sudah pada menikah. Umumnya para orang tua mereka takut anaknya melakukan zina jadi mempercepat pernikahan mereka itu. Tapi ada juga yang sudah tua tapi belum menemukan jodohnya karena mahalnya biaya tadi dan alasan-alasan personal lain.
Banyak diantara mereka yang menikah karena perjodohan beberapa diantara orang arab ini hanya mau menikahkan anaknya dengan keluarga, suku-suku atau kabilah tertentu saja tapi semakin kesini sepertinya acara perjodohan  ini semakin terkikis juga karena majunya tehnologi yang ternyata mendobrak budaya-budaya tertutup orang arab ini. Akhirnya anak-anak arab juga banyak yang mengenal istilah pacaran.
Riffa, 22 Desember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H