[caption id="attachment_219888" align="aligncenter" width="531" caption="Gateway of India dok.djiwenk"][/caption] Waktu itu pukul 5 pagi, pesawat yang saya tumpangi pagi itu mendaratkan saya ke sebuah negri antah berantah yang tak pernah ada dalam perkiraan saya sebelumnya, meskipun rekan-rekan kerja saya juga banyak yang dari India tapi tidak pernah terpikirkan kalau Mumbai seperti itu. Setelah lama berdiri dalam antrian panjang di imigrasi akhirnya cetokkkkk... di stempel juga passport saya oleh si petugas imigrasi itu. Di chhatrapati shivaji International airport nama dari sang bandara Internasionalnya Mumbai itu baik orang asing atapun warga India ngantri bareng tidak seperti dibeberapa bandara internasional lain yang biasanya antara warga asli dan warga asing dipisah, jadi kebayang panjangnnya antrian itu karena orang India itu banyak sekali. Di kamar mandi airportnya ada seorang tentara lengkap dengan senjatanya berjaga disitu tapi yang membuat saya heran itu adalah kok dia betah jaga disitu padahal kamar mandi itu baunya ampunnn...pesing setengah mati... Â Pengamanan di India saat ini sangatlah ketat setelah terjadinya bom beberapa bulan lalu di Pune (salah satu kota di India). disetiap gedung, hotel atau pun mall di cek-cek super ketat. [caption id="attachment_219988" align="aligncenter" width="300" caption="dirumah orang india yg menampung saya dok.djiwenk"]
[/caption] Ini hanyalah cerita seorang duafa yang pergi jauh ke negri orang saja sebenarnya jadi tepiskanlah perkiraan kalau perjalanan kali ini seperti lazimnya cerita perjalanan yang pernah anda baca sebelumnya hehhehe... saya tinggal bersama para pelancong dari negri lainnya dirumah orang India yang bermurah hati menerima kami di rumahnya, kami bertemu disebuah web traveling. tapi dari situ saya seperti mendapatkan sebuah pengalaman hidup baru merasakan bagaimana rasanya tinggal dirumah orang India dengan para pelancong dari negara-negara lain tersebut. [caption id="attachment_219989" align="aligncenter" width="664" caption="Taj Mahal Palace hotel Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_219991" align="aligncenter" width="664" caption="V.T Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] Mumbai adalah kota terbesar di India yang merupakan negri dengan jumlah penduduk terbesar  kedua di dunia dan di prediksikan akan menyalip China kedepannya itu  adalah kota yang sangat semrawut, kotor, macet dan disitu adalah tempat  berkumpulnya berbagai macam kasta alias dari yang paling miskin sampai yang paling kaya bercampur aduk disitu. Beberapa tempat di Mumbai adalah tempat yang tertata rapi dengan gedung-gedung berjuntai layaknya metropolitan didunia lainnya, tapi tempat-tempat kumuh dan semrawut lainnya juga banyak bertebaran dimana-mana  persis seperti gambaran kotor dan joroknya yang di pertontonkan dalam film slumdog millionaire. [caption id="attachment_219992" align="aligncenter" width="664" caption="di kolong jembatan Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_219993" align="aligncenter" width="664" caption="bus-bus didalam kota mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_219994" align="aligncenter" width="664" caption="bajai-bajai di Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] Saya melihat begitu besar kesenjangan di Mumbai. banyak sekali gedung-gedung megah dengan fasilitas modern terbaru tapi banyak juga gembel-gembel yang tidur dimana-mana. Saya tidak bermaksud mengekspose kemiskinan mereka hanya mengatakan sebuah realita yang ada dan kedatangan saya ke India tersebut buat saya pribadi semakin menyadarkan diri saya sendiri betapa beruntungnya saya dibandingkan mereka. Sempat terbesit dalam agan saya, apakah Jakarta nanti suatu hari bisa jadi seperti Mumbai? ahhh tentu itu hanyalah pikiran saya saja. India memang memiliki warisan budaya yang sangat besar, dari mulai perkembangan agama hindu dan budha sampai jaman penjajahan Portugis danInggris dulu. Di daerah Colaba di Mumbai saya seperti merasa di seret ke jaman-jaman penjajahan Inggris dulu, di tempat ini banyak sekali bangunan-bangunan yang berarsitektur gotic baik gedung-gedung pemerintah, fasilitas umum ataupun rumah-rumah besar jaman dulu. Sayang sekali banyak bangunan-bangunan itu meskipun sampai sekarang banyak yang masih digunakan seperti  kusam dan kurang terawat. Gedung-gedung cantik yang menjadi destinasi para pelancong diantaranya seperti Gateway of India sebuah bangunan seperti pintu gerbang yang letaknya di pinggir pantai laut arab, Hotel Taj Mahal yang pernah di bom beberapa waktu lalu dan kini sudah di renovasi lagi, hotel ini adalah hotel di Mumbai yang pernah di inapi para pejabat dunia dan juga para selebritis dunia seperti Barak Obama, Oprah Winfrey, group the beatles dan para pesohor dunia lain, ada juga stasiun kereta api Charrapati Shivaji terminus yang mempunyai desain gotic yang menarik, High court Mumbai, University of Mumbai dll. gedung-gedung itu masih di pakai dan beberapa diantaranya beralih fungsi dari gedung sebelumnya menjadi bank-bank, butik-butik terkenal dan prasarana lain. Ketika saya ke
Money changer mau menukarkan uang  saya berasa  seperti Harry Potter ketika mau mengambil uangnya  ( ini tentu adalah hayalan tingkat tinggi yang ngak nyambung ketika inget film Harry potter dulu hehehhh..) [caption id="attachment_219995" align="aligncenter" width="664" caption="penjual jus termasuk diantaranya jus tebu yang banyak di jual di India dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_219996" align="aligncenter" width="664" caption="untuk anda yang nyirih ini tinggal makan hehehe tertarik untuk mencobanya??? dok.djiwenk"]
[/caption] Di bandingkan Metropolitan-metropolitan di asia lainnya harga-harga di mumbai masih tergolong murah. tapi tentu kita harus pintar memilih dan menawar kalau memungkinkan karena biasanya kalau mereka tau kita orang asing mereka akan menaikkan harga, dengan uang sekitar 25-30 ribu rupiah saja kita sudah dapat satu paket makanan di restoran-resoran cepat saji lengkap dengan minumnya. apalagi kalau mau mencoba makanan-makanan lokalnya di pinggir jalan tentu akan lebih murah, tapi saya harus berfikir tiga kali untuk mencoba
street food mumbai itu karena kesannya jorok, saya hanya mencoba makanan disana yang menurut saya bersih dan rame di kunjungi orang asing hehehhe... Sedangkan transportasi di Mumbai ada berbagai macam pilihan dari kereta, bus, taxi dan juga si bajai (kalau di Mumbai disebut auto rickshaw). tapi mobil-mobil dan taxi-taxi di Mumbai itu kesannya jadul-jadul seperti tahun 80 an dan mobil-mobil yang biasanya saya jumpai di film-film Amitabh Bachchan dulu juga masih banyak saya temui di Mumbai. [caption id="attachment_219997" align="aligncenter" width="664" caption="anjing-anjingnya lagi tidur pules dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_219998" align="aligncenter" width="664" caption="seekor sapi sedang melintas di jalan raya dok.djiwenk"]
[/caption] Hal lain yang membuat saya heran itu adalah di Mumbai banyak sekali anjing-anjing berkeliaran dimana-mana. hari pertama menginap dirumah teman saya di borivali sebuah pinggiran kota di Mumbai, semaleman saya ngak bisa tidur karena suara anjing-anjingnya tidak berhenti-berhenti, yang lebih menakutkan buat saya  adalah kalau jalan kaki malam-malam tiba-tiba ketemu anjing di jalanan, tak tau kenapa pemerintah Mumbai sepertinya membiarkan keberadaan anjing-anjing itu. Selain itu tidak jarang saya melihat sapi melintas di tengah jalan raya diantara mobil-mobil  dan berbagai macam kendaraan yang berseliweran itu, kalau sapi memang di keramatkan di India. Untuk masalah komunikasi saya tidak terlalu mengalami kendala selama di Mumbai karena orang India banyak yang mengerti bahasa Inggris, meskipun kadang juga menemui orang yang tidak mengerti bahasa inggris. Di India biasanya harga tiket untuk masuk ke tempat-tempat
wisata itu dibedakan antara orang asing dan warga asli India, teman saya mengajari saya kasih aja 5 rupee padahal tiket untuk orang asing adalah 100 rupee bedanya memang jauh sekali. bilang saja kamu dari Assam begitu suruh teman saya. Assam adalah wilayah India yang penduduknya seperti orang Nepal agak mirip seperti orang Indonesia. Jadi selama memasuki tempat-tempat wisata di India saya bilang kalau saya dari Assam dan saya hanya membayar 5 rupee  dimana-mana, yang membuat acara berbohong ini sempurna adalah karena memang tidak semua orang India itu saling mengerti bahasa mereka satu sama lain, biasanya mereka mengunakan bahasa inggris palahan. Lain ceritanya dengan teman saya yang dari Ekuador dia juga ngikut bilang kalau dia dari Assam tapi tidak ada yang percaya dan dia harus tetap membayar dengan harga tiket untuk orang asing hahahhaha.... [caption id="attachment_219999" align="aligncenter" width="664" caption="teluk arab dari colaba dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_220000" align="aligncenter" width="664" caption="kereta-kereta di colaba Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_220001" align="aligncenter" width="664" caption="taxi-taxi di Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_220002" align="aligncenter" width="664" caption="sudut kota Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption] [caption id="attachment_220005" align="aligncenter" width="664" caption="kendaraan-kendaraan di Mumbai dok.djiwenk"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya