Mohon tunggu...
Ratna Riadhini Darmawan
Ratna Riadhini Darmawan Mohon Tunggu... -

saya suka bersepeda...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Home Sweet Home

3 Agustus 2011   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah.
Hari ini saya akan cerita tentang rumah saya. Blok K nomor 1. Rumah tempat berteduh saya dan keluarga. Rumah yang sering saya tinggal. Rumah yang selalu saya rindukan.

Ok, perkenalkanlah Home.. rumah kecil bercat abu-abu dengan pagar warna hitam, diteduhi pohon mangga kecil di Blok K no 1. Home sudah 8 tahun menjadi pelindung bagi saya dan keluarga.

Dulu,,ceritanya bermula saat saya ada di kelas 1 SMA...saya nggak mau pindah dari rumah saya yang lama, ke Home. Alasannya cuma satu, jauhnya minta ampun. Kamu tau, untuk bisa sapai ke rumah saya, dulu harus melewati jalan yang masih berlubang, kalau malam tidak ada penerangan, banyak cerita seram, dan yang pasti tidak ada angkutan menuju Home. Home adalah rumah mewah alias rumah mepet sawah.

Saya pernah bertengkar hebat dengan bapak saya masalah pindah rumah ini. Saya bersikeras tidak mau meninggalkan rumah saya yang lama. Saya tidak mau ikut pindah ke Home. Dan akhirnya, keputusan terbaik saat itu, saya tidak ikut pindah ke Home. Saya memilih tinggal bersama Bude saya.

Ibuk saya pintar, punya akal untuk selalu memuat saya harus pulang ke Home saat itu, tidak ada uang jajan mingguan kalau tidak di ambil sendiri ke Home. Mau tak mau, setiap sabtu saya bertandang ke Home.

Suatu hari, seorang tetangga baru saya berkata: "Mbak, kalau punya rumah baru kan enak, punya tetangga baru, punya keluarga baru." Katanya sambil menggedong bayi yang luchu, dan entah, dengan sihir apa, si bayi menghipnotis saya. Saya tergoda untuk menyempatkan pulang ke Home setiap sabtu malam hingga minggu pagi..sekedar untuk melihat si bayi yang menggemaskan dan juga tentunya mengambil uang jajan mingguan saya.

Hampir satu tahun enam bulan lamanya saya tinggal terpisah dari keluarga saya, ,mempertahankan ego saya. Tapi akhirnya, ego anak muda luluh juga, saya tidak bisa jauh dari keluarga saya lama-lama. Mulai kelas 3 SMA saya resmi menempati Home.

*****

Home adalah rumah tipe 36. Ada 3 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Home saat ini dihuni oleh 4 orang saja, Bapak, Ibuk, Dek Na, Dedek. Home akan sepi setelah pukul 07.00 pagi dan kembali terisi pada pukul 16.00 sore. Bapak Ibuk saya kerja, Adek-adek saya sibuk sekolah dan aktivitasnya.

Saya mulai dari depan, saya akan ceritakan spot teryahuud menurut saya di HOme.

*Teras.
Teras Home lebih besar dari ruang tamu. Di teras Home inilah segala daya kreatif tercipta. Teras Home sudah seperti bengkel untuk keluarga saya. Di teras inilah, saya sering menerima tamu teman-teman saya, Bapak saya sering mengutak-atik sepedanya, Adek lelaki saya berlatih gitar bersama temannya, Ibuk saya menyusun tanaman di sebelahnya ada juga Adek perempuan saya yang bertugas menyapu setiap harinya. Kalau sore, Teras Home bagaikan ruangan TK, banyak anak-anak kecil tetangga saya bermain bola atau bahkan sekedar bernyanyi bersama disana.

*Kamar Gadis
Ini sebutan untuk kamar saya dan adek perempuan saya. Satu kamar beda ranjang. Jangan dibayangkan kamar kami rapi seperti layaknya kamar anak perempuan. Kamar kami penuh buku berserakan sampai ke kolong tempat tidur. Temboknya penuh poster, apalagi daerah kasur saya.
Banyak cat berserakan, sisa lukis adek saya yang tidak dibersihkan. Belakang pintu penuh dengan baju yang menggantung. Sebuah ruang yang asyik untuk beristirahat. Hehehe . (sayangnya, sekarang ini sudah jarang saya tempati..karen lebih parah lagi...sejak saya tinggal ke luar kota, kasur saya jadi temapt jemuran kerinng yangbelum disetrika, :))

*Ruang TV
Ruang serbaguna bagi seluruh anggota keluarga. Tempat tidur, tempat makan, ruang setrika baju, ruang nonton TV, tempat bermalas-malasan, sampai juga jadi temapt belajar. Ruang leluasa dengan hanay karpet sebagai alasnya. Meja yang dapat dilipat, dan semua furniturnya buatan bapak saya sendiri, so fleksibel. Hehehehe.

*Kamar dedek
Kamar adek lelaki saya. Tempat saya suka numpang tidur, berbagi kasur busa kempot. Kamar yang dipenuhi oleh kabel-kabel, gitar dan kertas-kertas coret-coret. Kamar yang lembab, karena adek malas buka jendela, tapi menjadi temapt favorit kami bertukar cerita, saling mengejek dan berbagi mimpi kami ber3.

*Dapur.
Adalah spot yang tidak pernah saya sentuh. Malas. Dapur ini kekuasaan ibu saya dan adek perempuan saya. Saya tidak mau ikut campur soal dapur.

*****
Memang nggak begitu penting bagi kamu pembaca untuk tahu apa isi rumah saya. Mungkin juga sebagian dari kamu menilai tulisan saya ini tidak penting. Tapi... saya punya tujuan menulis ini.., Saya ingin kamu teringat rumah kamu setelah membaca tulisan saya ini. Setelah mengingat rumah kamu, saya ingin kamu mengingat siapa saja yang tinggal di rumah kamu. Saya ingin kamu menyadari bahwa ada keluarga yang menunggu kamu di rumah, seperti keluarga saya yang menunggu saya di sana.
Ada orang-orang yang menunggu kita pulang dari jauhnya perjalanan.

Catatan ini juga berlaku bagi teman yang tidak meninggalkan rumah dalam waktu panjang, saya harap kita semua masih bisa bersyukur, kita tidak harus tidur di jalanan atau bahkan di kolong jembatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun