Mohon tunggu...
Djihan Adila
Djihan Adila Mohon Tunggu... Lainnya - Anak sehat

Alon alon wae sing penting kelakon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cita dan Cinta di Ujung Pandang

8 Februari 2021   19:41 Diperbarui: 8 Februari 2021   19:50 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Djihan Adila (12)
Kelas  : XII Mipa 1
Tugas Bahasa Indonesia Membuat Novel

Cita & Cinta Di Ujung Pandang
(Best On True Story)

Dia merupakan anak ke 4 dari 6 bersodara,kakaknya yang pertama bernama Adi Purwanto, yang kedua yaitu Adi prasetyo, yang ketiga yaitu Triadi Tristanto,dan yang keempat yaitu dia, yang bernama Adi Budiatmo.Kisahnya dimulai ketika dia, yang terkenal sebagai "preman" pada saat itu dapat mewujudkan impiannya menjadi seorang TNI AD. Dia yang memiliki hobi berkelahi dan jagoan di desa,tepatnya di desa tanjungsari di kecamatan Borobudur,Magelang, Jawa Tengah. Bujang yang gaul pada zamannya ini merupakan anak dari pasangan Bapa Abu hadiatmojo dan Ibu Komsyah. Gaya berpakaiannya yang terlihat sangar bagaikan raja rimba, membuat siapapun yang bertemu dengannya menjadi senam jantung. Belum lagi, gelarnya yang terkenal sebagai tukang pukul membuat ia dikenal sebagi jagoan pada saat itu. Untuk menggapai mimpinya dia berjuang dengan sangat gigih. Dia lakukan apapun untuk menggapai mimpinya pada saat itu. Termasuk dengan berjualan buku panduan di depan candi Borobudur. Dia tidak malu,sudah  banyak menelan kepahitan dalam menggapai mimpinya. Dengan banyaknya kegagalan dalam hidupnya tidak pernah sekalipun ia mengeluh. Terlihat, ketika ia mencoba mendaftarkan diri sebagai TNI saat itu.

Dia mencoba mendaftar TNI sejak lulus SMA. Sudah berapa banyak kegagalan yang ia dapat. Dulu untuk menjadi TNI sangat sulit sekali. Setiap dia mencoba selalu kata akhir yang ia terima hanya " gagal". Tetapi dengan begitu tidak sedikitpun menyurutkan semangat juangnya dalam menggapai mimpinya. Hingga, pernah untuk mengisi kekosongan waktunya yaitu dengan cara melatih dirinya dengan berkelahi.
" Bud bud, apa gabisa sehari ga berantem sama orang?"ucap ibunya dengan mengelus dada.
"Mak'e dengan berantem dapat melatih fisik dan mental to." Ucap budi dengan seringan bulu.
" Cah gemblung! Darimana iso melatih fisik to le ?" ucap ibunya dengan sabar.
" mboh mak'e heheh."ucap budi dengan meringis.
"yowes sakarepmu le. Piye perkembanganne daftar tentara le? Lancar po?" ucap ibunya.
" gagal lagi mak'e hehe, belum rezeki."ucap budi dengan menundukkan kepalanya.
" yowes rapopo le, sing penting semangat yo! Rezeki tiap orang ora bakal ketuker le." Ucap ibunya memberi semangat anaknya.
"nggih mak'e."ucap budi tersenyum sambil menyemangati dirinya sendiri.
Berkali kali mencoba mendaftar di Jawa,  namun hasilnya tetap juga sama yaitu " gagal " kembali. Hingga dia mencoba berpikir untuk mencari jalan lain yaitu dengan merantau untuk mencoba mendaftar ditanah orang lain. Akhirnya ia sepakat untuk pergi merantau ketanah orang lain dengan tujuan yaitu menggapai mimpinya yang belom terwujud. Dia pergi bersama kakak pertamanya yaitu Adi Purwanto menuju tanah karaeng yaitu tanah bugis tepatnya di ujung pandang, Sulawesi Selatan.
Disana ia mulai mempersiapkan diri kembali untuk mendaftarkan diri lagi untuk menjadi seorang tentara di tahun itu. Dia berjuang dengan seadanya dan keadaan yang mugkin dibilang sangat sulit pada saat itu. Tetapi, pada saat perjuangannya menjadi tentara itu sangat murni dengan hasil kerja kerasnya serta kegigihannya saat itu. Diumur 21 merupakan penutup perjuannya menjadi TNI AD. Dimana diterimanya dan lulusnya ia menjadi tentara dengan modal merantau serta semangat yang tinggi dapat menhantarkan dirinya kejenjang kesuksesan yang ia impikan. Masukanya dia di TNI maka disana pula ia ditempa bagai baja untuk menjadi seorang prajurit TNI yang berguna bagi bangsa dan negara. Disana pahit dan manisnya masa remaja yang ia lewati. Jauh dari orang tua bahkan hidup di tanah orang lain. Hidupnya disana berubah, mulai dari membiasakan diri dalam beradaptasi, mengenal banyak temen dari segala penjuru daerah, lalu mengerti artinya kesolidaritasan dalam berkawan hingga, ia paham arti yang sebenarnya dari disiplin dan jiwa patriotisme. Setelah masa pendidikan itu berakhir, budi ditempatkan di Batalyon Kavaleri 10 Mendagri yaitu di tamalanre tepatnya di Makasar, Sulawasi Selatan. Disana ia memulai jenjang karirnya sebagai prajurit tamtama muda dan memulai pula, kisah cintanya dengan wanita bernama seneng.

Seneng nama wanita yang dapat menarik hati seorang adi budiatmo. Dia berasal dari jawa tengah tepatnya di desa Ngelaranagan, Mbanyusidi .dirinya merupakan seorang anak pertama dari 2 bersaudara,dan merupakan  anak dari Bapa suto Dan Ibu sumi. Anak gigih dalam  mencari jati dirinya ini dengan beraninya merantau ikut dengan orang lain yaitu keluarga tentara juga pada saat itu. Dikeluarga itu pula, ia sudah dianggap anak oleh keluarga yang membawa dia. Dibawah oleh keluarga bapa Jambhur.Hingga takdir mempertemukan mereka ditanah orang, dan sebagai pendatang yang merantau demi menggapai mimpinya yaitu menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Pertama kali dipertemukan diacara kesatuan dengan tidak sengaja budi yang saat menajadi tentara terpesona melihat seneng yang sedang ikut dalam giat pada hari itu. Ia kira hanya kagum semata, tetapi lama kelamaan setiap matanya melihat bahkan memandang wajah dari seneng membuat hati seorang budi berbunga bunga detik itu pula. Seneng yang saat itu memang cuek dan dingin terhadap kaum yang berjenis kelamin laki laki, tidak mengambil pusing dengan adanya lirikan lirikan yang dilakukan oleh budi. Awalnya pertemuan pertama itu menjadi awal benih benih cinta muncul dihati budi. Lalu dihari berikutnya dengan inisiatif sendiri dengan mental dan jiwa seorang ksatria, ia beranikan untuk mengirim surat kepada seneng. Ia sudah menulis surat itu dari jauh jauh hari dan selalu ia bawa kemanana mana. Hingga saatnya tiba, ia pun menitipkan suratnya tepat hari itu kepada ajudan sopir bapa Djambhur. Ajudan sopir tersebut bernama tohirin. Ia merupakan seleting dengan budi. Ternyata sebelum surat itu diberikan ternyata dijalan budi tak sengaja diberi tumpangan untuk pulang. Didalam mobil itu terdapat seneng, tohirin,dan budi. Dengan cerdiknya siasat budi, ia berpura pura berkenalan dan tidak menunjukkan antusiasmenya untuk mendekati seneng. Dengan gayanya ia bertanya dan memperkenalkan diri
" orang mana mba?" ucap budi kepada seneng.
" orang jawa tengah mas." Ucap seneng dengan acuhnya.
" oalah orang jawa toh, sama kaya saya mba." Ucap budi dengan mengedipkan mata ke tohirin seakan memberi kode
" ouh iya toh mas? Memangnya jawa mana masnya ?" ucap seneng dengan santainya
" jawa tengah juga mba sama, cuman saya di borobudur." Ucap budi
" oalah gitu to mas, sama yo berarti." Ucap seneng
" iya mba sama ." ucap budi sambil tersenyum
Pembicaraan mereka berakhir dan mobil pun berhenti di tempat tujuan. Setelah itu budi pamit pergi untuk kembali kebarak lagi. Setelah itu, barulah tohirin memberikan surat yang budi titipkan kepadanya.
" de, ini ada surat dari Budi Atmo letingku."ucap tohirin sambil menahan tawa
" ha??? Siapa itu mas ?" ucap seneng dengan kebingungan
" adalah nanti juga tau orangnya ade." Ucap tohirin sambil meledek
" lah piye to mas?" ucap seneng dengan kebingungan
" udah ini terima dulu, nanti orangnya juga muncul sendiri heheh." Ucap tohirin sambil meledek
" iya yaudah makasih gitu bilangin." Ucap seneng dengan tersenyum.
Setelah mendapatkan surat tersebut dan membacanya betapa senangnya seneng mengetahui ada seorang yang mengaguminya. Hatinya berdebar dan seakan banyak kupu kupu yang berterbangan di perutnya. Keesokan paginya, ternyata benar, sosok Adi Budiatmo yang membuuatnya penasaran itu akhirnya muncul dan menampakkan batang hidungnya. Alangkah terkejutnya ia sewaktu melihat orang yang membuatnya mati penasaran itu, ternyata orang yang sama saat di mobil mengajaknya berbicara. Alangkah lucunya dunia ini, memutar semuanya hingga para insan yanga da dibumi dibuat ternganga oleh keajaiban yang ada. Dengan adanya pertemuan ini membuat mereka menjalin asmara untuk memantapkan hati menuju jenjang yang lebih serius. Mereka saling mendalami satu sama lain hingga mulai mengenali diri pasangannya masing masing. Masalah demi masalah dipecahkan bersama hingga sampai satu masalah yang menurut mereka sangat lucu, yaitu ketika ada adek letting dari budi menyukai seneng. Padahal saat itu yang dia sukai sudah dimiliki oleh budi .
" bang, saya suka sama cewe yanga da dirumah komandan bang."ucap adik lettingnya
" siapa le?"ucap budi dengan santai
" itu bang tu orangny." Ucap adik lettingnya
" oalah itu toh, cobalah kau tembak dia."ucap budi dengan tersenyum dan menahan geli
" wah ide bagus bang itu." Ucap adik lettingnya
" iya yang semangatki tauwa!"ucap budi dengan berlalu sambil menahan tawanya
Dengan nekatnya adik lettingnya pergi menemui seneng. Tetapi, pada saat itu seneng tidak ada, jadinya dia berbicara kepada tohirin selaku sopir ajudan yang ada untuk menitipkan salam kepada seneng saat itu. Betapa kagetnya dia dan memberitahu kepeda adik lettingnya itu bahwasannyab seneng sudah menjadi calonnya bang adi / budi pada saat itu. Setelah kejadian itu betapa malunya dia mendatangi ke hadapan abangnya untuk meminta maaf sudah ingin mendekati calon abangnya. Tetapi dengan santainya budi menjawab dengan teratawa bahwa tidak apa apa dan bukan maslah besar.

Setelah yakinnya niat mereka untuk bersama maka mereka pun melangsungkan pernikahan disana tepatnya di ujung pandang tanpa adanya keluarga dari kedua belah pihak.Dikarenakan jauh dari keluarga maka hanya restu yang dapat mereka bawa untuk menikah dan memulai kehidupan baru sebagai keluarga. Masing masing pihak diwakili oleh orang terdekat mereka disini untuk menjadi wali dalam nikah. Pesta yang diadakan pula sederhana dan seadanya, tetapi masih sangat pantas untuk pernikahan pada saat itu. Mereka pun akhirnya resmi menjadi pasangan sehidup semati dan mengikat janji sebagai sepasang kekasih yang resmi dimata agama. Awal pernikahan dalam berumah tangga mereka lewati dengan bersama sama hingga mereka memiliki anak pertama pada saat itu. Dari sini perjuangan sebagai istri tentara dilatih yaitu dengan sabarnya dan kuatnya untuk berjuang dalam mengandung selama 9 bulan ditinggal suami bersekolah. Dari hamil hingga melahirkan pun ia lakukan sendiri. Maka tepat disana lahirlah anak pertama mereka yang bernama Bima adi Prakoso.Hingga pengumuman untuk pindah dari Ujung Pandang ke Bandung pun menjadi awal mereka untuk memulai hidup dari nol kembali. Merantau jauh kembali, tanpa membawa barang satu pun dari sini. Di Bandung pada saat itu gaji masih sekitaran Rp. 75.000.Di Bandung , mereka ditempatkan di Padalarang tepatnya di Asrama Pusdikkav, disini pulak kehidupan baru dimulai, mulai dari senengnya hingga sulitnya merasakan ketika tidak punya uang untuk makan. Tetapi Tuhan selalu menolongnya hambanya yang kesusahan, yaitu ketika waktu itu gaji belum keluar sedangkan uang sudah tidak ada untuk makan. Tapi dihari itu, rezeki turun untuk keluarga budi saat itu. Ia dipanggil untuk membantu menguras mesjid dan diberikan ikan yang besar dan juga uang hasil membersihkan mesjid tersebut. Betapa pedihnya pada saat itu pula, ketika putra pertama mereka meminta ingin baso yang berjualan didepan rumah. Dengan inisiatif sendiri seneng demi melihat anaknya bahagia membuatkan baso dengan aci yang direbus dan dibentuk seperti baso.

" bu enak basonya."ucap bima pada saat itu
" iya na, enak sayang?" ucap seneng dengan tersenyum miris
"einakkkkkkk buuuu!!!!!!" ucap bima dengan bersemangat.
Betapa mirisnya pada saat itu. Tetapi setiap kejadian dan musibah yang selalu ada jalan keluarnya. Hingga budi bertekad mulai hari itu, untuk kedepannya lagi tidak akan lagi kejadian terulang seperti ini lagi.Berjalannya waktu akhirnya, bima tumbuh menjadi anak yang sehat dan gemuk. Ia termasuk anak yang supel dan mudah bergaul. Dan semasuknya bima ke SD, bima mendapatkan adik perempuan yang bernama Djihan Adila. Anak yang manja dan mudah marah ini, merupakan anak dan satu satunya putri yang dimiliki oleh keluarga Adi Budiatmo. Sama seperti bima, jihan merupakan orang yang ceria dan mudah bergaul. Jangan ditanya hebohnya dia, tetapi dibalik itu,setiap putra putri yang dimiliki oleh keluarga budi mempunyai sifat yang baik dan buruknya, jika bima buruk dalam hal keras kepala, maka beda lagi dengan jihan yang sudah mengontrol emosinya dan mudah marah. Tetapi dibalik itu, mereka memiliki kelebihan pula yang bisa menyeimbangi sikap buruknya itu. Didik dan diajari dalam ranah militer ini, membuat kami paham dan siap mental tahan banting.

Dari kisah ini dapat diambil pelajaran bahwasannya, perjuangan yang dibarengi oleh doa tidak akan ada yang sia sia. Tuhan selalu memiliki cara untuk menguji umatnya agar umatnya tahu bahwa, Ia sangat menyanyangi umatnya yang ada dibumi ini. Maka dari itu, ketika kita kesusahan dan sedang diberi cobaan berarti saat itu tuhan sedang memberi pr untuk kita untuk menyelesaikannya. Kenapa kita? Dan harus kita pula? Karen tuhan tau bahwa hanya kita yang terpilih menjadi hebat dalam melakukan perubahan dan maju untuk menjadi hambanya yang lebih baik. Tidak ada hasil yang mengkhianati lelahnya proses yang di tempuh. Dan temanilah dia dari bawah, agar kau tau nikmatnya mendaki hingga puncak bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun