Mohon tunggu...
Ucu Nur Arief Jauhar
Ucu Nur Arief Jauhar Mohon Tunggu... Aktor - Pengangguran Profesional

Tak seorang pun tahu kegelisahanku, kerna tak seorang pun dapat melihat apa yang aku lihat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Banten, Atut Chosiyah Jadi Trade Mark Berdagang Kambing Hitam

31 Juli 2015   15:40 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indikasi ini sudah terlihat di tengah tahun 2014. Banyak pengumuman lelang sangat telat ditayangkan. Dalih mereka takut salah sehingga ditangkap KPK nantinya. Padahal, diam-diam mereka mencoba bersinerja. Membagi lahan korupsi bersama.

Sungguh beruntung, sesama rampok kelas teri memang sulit bekerja sama. Semua ingin bagian terbesar. Rekonstruksi kelompok dominasi menjadi mimpi. Hanya tercipta kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing mendapatkan bagian terbesar.

Jika kegiatan yang dilelang dalam genggaman kekuasaan jabatan mereka, maka lelang akan terus diulang hingga jagoan mereka menang. Jika kegiatan yang dilelang tidak dalam genggaman kekuasaan jabatan mereka, pilihan pertama pasti menggandeng oknum Jawara, LSM dan/atau wartawan. Tidak mempan juga, di Banten diduga berserakan oknum-oknum aparat penegak hukum. Apa pun caranya, lelang harus batal jika bukan mereka yang menang.

 

Pertikaian mereka memakan waktu. Akhir tahun di depan mata. Rendahnya penyerapan anggaran sudah jelas bakal terjadi. Walau waktu tak cukup, lelang pun dipaksakan. Akhirnya kegiatan lewat tahun anggaran pun terjadi. Masih juga diakali. Pergub Banten soal kegiatan lewat batas tahun anggaran diterbitkan.

Bukannya menyelesaikan masalah, malah timbul masalah baru. Bagaimana mekanisme pembayaran kegiatan-kegiatan yang lewat batas tahun anggaran. Pengusaha banyak yang terjebak. Pilihannya melalaikan pekerjaan atau menanggung rugi karena modal berupa pinjaman berbunga. Sementara pembayaran harus menunggu perubahan APBD 2015.

Di Banten, pengalaman rupanya bukan guru yang terbaik. Mutasi besar-besaran tidak juga menghilangkan penjahat berupa birokrat itu. Malah muncul komposisi kelompok-kelompok baru. Polanya tetap sama. Lelang ulang, lelang ulang dan lelang ulang. Kesibukan oknum jawara, LSM, wartawan dan aparat penegak hukum membisingkan telinga.

 

Peringatan kedua dari BPK dengan tanda “Under Disclaimer” kembali dipublikasikan, tak juga menyurutkan nyali mereka. Malah pertempuran meluas pada isu perebutan posisi strategis. Dari isu mutasi Kasi hingga pelengseran Sekda, bahkan penggulingan Plt Gubernur terlontar ramai. Wacana prestasi menerima “Under Diclaimer” untuk ketiga kalinya mulai dibicarakan. Pasrah.

Bahkan sekarang di musim Pemilihan Kepala Daerah, jualan Kambing Hitam bertrade mark Atut Chosiyah semakin laku. Apalagi Tatu Chasanah, adik kandung Atut mencalonkan diri jadi Bupati Serang. Sebelumnya Tatu adalah Wakil Bupati Serang. Airin Damayanti, Adik ipar Atut mencalonkan kembali menjadi Walikota Tangerang Selatan. Di Pandeglang, Tanto WA, menantu Atut maju sebagai salah satu calon Bupati pandeglang.

 

# Koalisi Banten Berantakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun