Nama Saya Lukman Hakim Saya Lahir di Cianjur pada tanggal 30 Desember 1976. Saya mengenal instrumen gitar secara otodidak tidak ada yang mengajari secara khusus, saya memperoleh pengetahuan tentang gitar dari tempat biasa saya nongkrong di Jatiwangi,Antapani, Saya mulai menyalurkan kepandaian bermain gitar dalam sebuah band sejak masih duduk dibangku smp muhammadiyah pada awal tahun 90an.
Waktu ada tetangga baru di komplek tempat tinggal saya ikut mengubah perjalanan hidup saya tetangga itu menjadikan rumah nya sebagai studio musik dan teman teman pemilik rumah tersebut sering berlatih di studio itu,Saya adalah penonton setia mereka setiap hari saya takjud saat mereka laihan.
Belakangan personil band tersebut mengetahui bahwa saya bisa bermain gitar lalu saya diajak untuk mengisi kekosongan di band itu sebagai gitaris ke 2 awal awal saya sempat ragu tapi kemudian saya mengiyakan ajakan tersebut. Namun sebelum saya bergabung dengan band itu pertama saya disuruh melakukan tes.
Bukan tes yang sulit sebenarnya karena Cuma diminta untuk memainkan beberapa lagu dengan gitar. Singkat cerita sayapun bergabung dengan band tersebut, band tersebut bernama LARAS. Saya menjadi personil termuda di band itu dengan umur 16 tahun dan umur saya dengan teman teman di band itu cukup berbeda jauh.
Saya tidak mempermasalahkan perbedaan umur karena personil lain juga tidak memperdulikan hal tersebut dan yang terpenting adalah bisa bermain gitar, singkat cerita band LARAS pun mulai sering manggung dengan membawakan lagu milik scorpion,bonjovi,dan band lama lainnya.
Kekhusuan dalam latihan bisa membuahkan hasil akhirnya LARAS sering diundang menjadi bintang  tamu dan tampil paling akhir dan pada suatu saat saya dituntut untuk memperdengarkan nada yang mirip dengan aslinya membuat saya bekerja keras mempelajari banyak lagu apalagi kebanyakan lagu yang dimainkan mengharuskan saya tampil terlebih dahulu membawakan intronya disitu saya merasa tegang.
Kemudian tuntutan kemiripan tersebut jadi mempengaruhi gaya bermain saya di panggung berkonsentrasi demi menghasilkan nada yang pas dan enak didengar membuat saya hanya berdiri diam di salah satu sisi panggung, dan gaya bermain ini terbawa sampe sekarang.
Bersama band LARAS saya bisa mendapatkan honor untuk pertama kalinya, "tidak besar dan tidak ingin lebih" ucapnya bisa manggung saja sudah senang, honor saya saat itu Cuma sebesar 50 ribu rupiah itupun tidak selalu dibayar dan kadang hanya dibayar rokok dan makanan.
Saat itu saya belum berpikir untuk menabung untuk membeli alat alat gitar karena saat itu semua sudah disediakan oleh band dari mulai efek gitar, dan gitar elektrik kaya bener bener dimanja. Rupanya saya tidak punya kesabaran ketika berhadapan dengan hal yang dilakukan berulang kali, saya merasa sudah menguasai dan membuat saya merasa bosan. Akhirnya pun saya memutuskan untuk mundur dari band tersebut
Tidak terasa saya memperkuat band tersebut sudah 2 tahun dari tahun 1989 sampai 1990, LARAS menjadi band terlama saya sebelum band peterpan. Dan setelah saya keluar dari band saya hanya sibuk nongkrong dirumah teman didekat SMA 23 Bandung
Rumah itu pun dijadikan rumah makan oleh orang tua teman saya, anak anak SMA 23 pun sering nongkrong disitu dan pada suatu hari saya mendengar seorang anak bermain gitar dan bernyanyi ditempat tersebut dan anak itu menyanyikan nya dengan sangat baik sayapun tertarik dan berkenalan dengan anak itu
Kebetulan adik saya berteman baik dengan anak anak SMA 23 jadi saya bisa mudah berkenalan dengan anak itu lewat adik saya, saya bilang pengen kenalan sama anak itu dan akhirnya setelah bertukar nama saya sempat meminta anak itu menyanyikan beberapa lagu lain. Semua request saya itu dia lakukan dengan baik.
Anak itu bernama nazriel ilham alias Ariel waktu itu Ariel masih kelas 2 SMA sedangkan saya sudah tidak bersekolah lagi, sejak saya punya niat ingin jadi anak band saya mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi setelah lulus dari SMA.
Ada baiknya saya tidak melanjutkan sekolah karena pada saat SMA saja saya sering bolos,beruntung saya memiliki ayah seorang guru sehingga saya tidak dikeluarkan dari sekolah, ayah saya adalah seorang guru sejarah,ekonomi,dan bahasa sunda. Ketika akhirnya saya memutuskan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi ayah saya tidak menginterversi keputusan saya demikian juga ibu saya suasana keluarga yang toleran membuat langkah saya menjadi enteng tanpa beban.
Walaupun begitu saya bukan tipe anak muda yang memandang kebebasan tanpa tangggung jawab penguasaan saya pada instrumen gitar adalah salah satu bukti tanggung jawab saya atas kepercayaan tadi, saya sadar dengan menguasai instrumen ini jendela dunia akan terbuka untuk saya. Apalagi di kepala saya tidak ada beban apapun saya benar benar ingin menjadi musisi meski modal kearah itu tidak ada.Gitar saja saya tidak punya, saya hanya mempunyai semangat dan keinginan keras untuk menguasai sebuah lagu.
Setelah berkenalan dengan Ariel sayapun berteman dengan dia terlintas dipikiran ingin mendirikan band bersama, keinginan itu makin terbentuk ketika saya dan Ariel duduk bareng membicarakan band. Di band ini saya meminta ariel untuk menjadi vokalis dan saya membebaskan Ariel untuk menyanyikan lagu apapun, bebas terserah dia.
Sikap itu sengaja saya ambil karena saya punya pengalaman kurang menyenangkan dengan vokalis yang kurang menyukai lagu yang direkomendasikan cara seperti itu hanya akan membuat vokalis menjadi malas karena lagu yang dibawakan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan. Sempat main di acara ulang tahun,17 agustusan, pentas seni band saya dengan Ariel yang diberinama topi itupun akhirnya vakum
Dikarenakan Ariel harus bersiap siap untuk menghadapi eptanas saya sangat menyayangkan band tersebut harus vakum. Sebab band itu sudah mulai menarik perhatian orang jujur saja daya tarik band topi waktu itu ada pada Ariel, sudah muncul aura aura bintang pada saat itu.
Singkat cerita setelah band tersebut vakum saya masi tidak menyerah akan mimpi saya, kemudian saya bergabung dengan band big fabella, big fabella memiliki formasi band yang sama seperti band saya dengan Ariel sebelumnya kecuali posisi vokalis.
Band ini sering membawakan karya milik MR.BIG didalam band ini ada salah satu talenta istimewa salah satu vokalis terbaik di bandung waktu itu menurut saya ketika membawakan lagu MR.BIG suaranya tidak kalah dengan Erick martin.
Di masa big fabella muncul aliran neo classical dan speed metal sedang marak, sayapun ikut mempelajari melodi melodi tersebut. Tapi dilluar kecepatan memainkan melodi saya tidak menemukan sesuatu yang lebih.
MR.BIG lebih menarik untuk saya karena permainan gitar dari seorang Paul gilbert lebih variatif dan menantang untuk dicari. Kemudian big fabella banyak di undang ke acara musik di kampus sekitaran Bandung bila ada acara musik contohny seperti di ITB big fabella menjadi pilihan utama panitia.Dan akhirnya sayapun (istilah simpel nya naik kelas) saya pun tidak lagi main di acara 17 Agustus, dan honor bayaran sayapun mulai meningkat dan saya sudah bisa membeli efek gitar sendiri.
Meskipun begitu saya masih belum mampu membeli gitar sendiri dan untungnya masi baik tetangga saya masih mau meminjamkan gitar nya. Tidak lama dari itu saya membeli gitar sendiri ber merk Fender dan sayangnya dulu saya belum mengerti bagaimana caranya membalikan kondisi gitar itu seperti semula, alhasil sayapun menjual gitar tersebut dan membeli gitar baru.
Big fabella bukan band yang memiliki agenda show routine, hidup band ini naik turun, sering menggangur, tempat tinggal sang vokalis turut membuat kurang mulus nya perjalanan band ini, karena kondisi itu saya menjadi lebih sering menghabiskan waktu dirumah dan lebih sering memainkan game komputer sambil mencari nada lagu yang saya sukai.
Suatu hari Ariel tiba tiba datang kerumah saya sambil mengendarai sepeda motor, saya di undang untuk melihat penampilan band baru Ariel di ohara cafe, Singkat cerita Ariel kembali nge band karena dia sudah menyelesaikan sekolah nya, Saya sangat senang bisa kembali bertemu dengan Ariel sayapun ingin segera membuat band dengan dia namun niat tersebut tidak langsung saya sampaikan kepadanya.
Ketika berada di ohara saya langsung melihat kekurangan universe di band Ariel tadi, dengan pengalaman didunia musik selama bertahun tahun saya bisa menilai band tersebut dan bisa melihat kekurangan band tersebut khususnya di gitar dan drum.
Lucunya saya bukan anggota band itu tapi saya diajak diskusi tentang kekurangan band itu, malah anggota band tersebut meminta saya untuk bergabung ke band tersebut, saya yang memang sedang semangat ngeband langsung mengiyakan ajakan tersebut.
Minggu berikutnya saya sudah satu panggung bersama mereka Andika bukan wajah asing bagi saya dan Abel juga karena dia adalah bassist saya di big fabella dulu. Sebenernya ada satu hal lagi yang bikin saya mengiyakan ajakan itu yakni Ariel saya tahu potensi Ariel keinginan untuk kembali mendirikan band bersama selalu ada di benak saya pada saat itu.
Dalam pikiran saya sebelum mendirikan band sendiri biarlah saya bergabung bersama band ini, bila band ini tidak memberi respon yang baik, saya berencana meninggalkan band ini dan akan mengajak ariel untuk ikut bersama saya. Namun seiring berjalan nya waktu kepercayaan diri band ini semakin bertambah.
Pengalaman bermusik saya mungkin menjadi penyebab band ini semakin percaya diri dan akhirnya pun band ini mengganti nama menjadi peterpan. Dan akhirnya band ini merombak sedikit formasi nya yaitu dengan mengganti drumer nya karena pada saat itu drummer nya dinilai kurang bisa mengkuti berkembangan band kami.
Kemudian ada di rythm section menjadi kelemahan utama di band ini sama seperti kejadian pada saat mengganti drumer, pergantian rythm ini dilakukan melalui sebuah rapat kecil, kemudian Indra memberikan sebuah nama lalu yang lain pun percaya dengan rekomendasi dari Indra tadi. Dan makin yakin setelah melihat penampilan drumer baru tersebut di sebuah cafe.
Drumer baru memberi respon yang baik untuk band karena dia bisa main dan tidak bingung mengikuti personil lain,saya tidak memperdulikan gaya nyentrik drumer baru itu, ,menurut saya itu belum apa apa dibandingkan band band lain di Bandung pada saat itu, ada yang manggung bawa kelici terus kemudia kelalawar.
Lagipula Reza (drumer baru) tergolong cakep menurut saya. Singkat cerita tidak terasa kamipun sudah 2 tahun bekerja bersama di sebuah cafe yang bernama ohara formasi band sama sekali tidak berubah masih sesuai seperti di awal, kemudian kamipun mempunyai target tempat baru untuk mencari uang.
Tidak lama dari situ kamipun pindah ke sebuah tempat yang bernama sapulidi, kami bekerja ditempat tersebut kurang lebih selama 1 tahun, Andika,Ariel,Indra,Saya, Dan Uki akhirnya menemukan chemistri, saya dan Ariel juga menjadi makin akrab dan jika ada acara saya sering berangkat bersama bareng Ariel.
Saya tidak pernah lupa moment Ariel selalu menjemput saya, kami pun selalu bareng karena kebetulan rumah saya juga berada di daerah yang tidak jauh dari rumah Ariel yaitu di Antapani, sementara kalau personil lain itu tersebar di beberapa daerah di Bandung.
Uki tinggal di ujung berung, kemudian ada Reza di dago, Andika di gegerkalong, Dan Indra di taman sari. Saat itu band kami tidak punya target yang lain selain tampil dengan baik saat bekerja di tempat tempat tadi, cari duit dan fun target seperti itu memberi pengaruh baik kepada personil lain, karena dengan target itu personil lain menjadi tampil dengan santai.
Mungkin saja bila tujuan kami waktu itu adalah rekaman lalu ingin menjadi terkenal mungkin band ini sudah bubar. Band kami selalu tampil tiap malam di ohara, kecualli malam minggu dan terkadang untuk menciptakan suasana ramai kamipun selalu mengajak saudara kami agar datang ke cafe tersebut.
Sedangkan di jika di sapulidi band kami belum terlalu menunjukan diri sebagai band yang memiliki penggemar saat masih bermain di sapulidi saya memutuskan untuk mengakhiri masa bujang saya dan saya tidak khawatir sama sekali bagaimana cara mengasapi dapur.
Kemudian singkat cerita terjadi perubahan yang cukup penting di band kami Ariel sudah mulai memperkenalkan karya karya nya kepada personil lain, namun dari semua personil yang ada Cuma saya yang memberikan tanggapan dan masukan, sedangkan yang lain lebih sering mencandai karya Ariel tadi.
Lagi lagi karena pengalaman bermusik saya yang sudah bertahun tahun dan sudah mempunya referensi yang lebih luas tentang permusikan saya memiliki intuisi yang tajam tentang lagu bagus, dan saya sudah bisa membedakan mana lagu bagus dan mana lagu yang kurang.
Saya juga memiliki karya sendiri dan saya sudah pernah memperdengarkan kepada Ariel dan saya juga banyak memberi masukan chord chord yang lebih variatif untuk lagu ciptaan Ariel, meski banyak menciptakan lagu untuk band ini, Ariel cendurung menggunakan chord chord yang sangat sederhana. Karena itu terkadang saya bersama teman teman personil band yang lain terkadang suka ketawa ketika mendengar karya solo dari seorang Ariel.
Tidak terasa bertahun tahun kita lalui bersama lalu kita sempat merombak band dan mengganti beberapa anggota dikarenakan dinilai kurang berkontribusi untuk band, lalu akhirnya band ini pun bubar dan kemudian mengganti nama menjadi NOAH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H