Mohon tunggu...
Desy Hana Ross
Desy Hana Ross Mohon Tunggu... lainnya -

"Cinta merupakan kekuatan yang maha dahsyat untuk menjalani kehidupan dengan penuh gairah"\r\n\r\nwww.djhana.org\r\nwww.desyhanaross.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Perut Bumi Aku Bersaksi

29 April 2013   21:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:24 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mataku tak lagi dapat terpejam,
Jantunggu berdegup dengan kencang,
Ada apa dengan diriku hari ini
Yang tampak begitu lemah dan linglung
Apakah aku salah makan?
Atau karena ada sesuatu yang masih mengganjal?

Setumpuk pekerjaan yang menghantui pun ikut serta melengkapi
Keresahanku hingga sore itu…

Andai saja aku bisa menangis maka aku ingin menangis
Sayangnya air mata tak lagi mau keluar untuk permasalahan yang sama
Meski pemiliknya kesepian hingga radang tenggorokan tak lagi dirasa

Di awal malam aku memutuskan
Mencari udara segar di pojok keramaian Ciputat
Sambil minum segelas blueberry segar berharap dapat meringankan tenggorokan

Renungan demi renungan aku lakukan
Bervariasi kegiatan pun aku coba
Ternyata kesalahanku hari ini adalah karena aku kehilangan Tuhan dalam diriku
Sampai aku menemukan jalan buntu di persimpangan yang tak terlihat.

Dalam penyesalanku di Café itu,
Ada sebuah teguran yang mungkin datang dari Tuhan
Betapa tercengangnya aku ketika kutemui seorang teman disana
dan mengatakan bahwa keadaan semakin terasa sepi baginya dari hari ke hari
padahal aku baru saja mengeluh dan melupakan Tuhan
kini aku mendengar ada manusia yang mengeluh dan menceritakannya padaku

Sejujurnya aku sudah merasakan kesepian sejak setahun yang lalu
hingga aku pun putus asa menghilangkan kesepianku sendiri
lalu aku putuskan cukuplah Tuhan menjadi teman dekatku
agar dunia dapat menjadi teman yang baik untukku
meski sering kali aku masih lupa bahwa Tuhan itu ada

Lalu aku tak peduli lagi
Adakah teman di sampingku atau hanya diriku sendiri
Karena ada atau pun tidak adanya orang yang mendampingiku
Sudah sangat cukup aku bisa memiliki jiwa yang bebas
dan dapat aku miliki sepenuhnya
mungkin itu kah yang di sebut memiliki diri sendiri?
Entahlah aku pun tak ingin membahas hal itu terlalu jauh
Karena pada kenyataannya aku masih saja sering galau

Selama ini aku hidup dalam sebuah perjalanan panjang tanpa sinar
Meski aku berada di pusaran matahari
Perjalanan yang aku pikirkan efisien pun perlahan-lahan membunuhku
Karena tujuan yang aku tempuh tidak terlihat
Semua samar-samar bahkan semakin jauh aku melangkah terlihat semakin gelap

Kucoba dan terus saja kucoba
Mungkin saja masih ada sedikit harapan yang tersisa untukku
Meski hidupku sudah seperti percikan air yang tak bermakna
Tapi aku terus saja berharap
Bahwa pusaran matahari mau membagi sedikit sinarnya untukku

Dalam rintihan doa dan harapan
Mungkin Tuhan pun mendengarkan
Atau karena sudah bosan dengan banyaknya permintaanku
Yang tak sebanding dengan apa yang dapat aku lakukan
Pusaran matahari itu benar-benar memberikan sinarnya untukku

Entah dengan cara apa Tuhan berbaik hati
Kepada hamba yang tak tau malu dan terus saja menuntut ini
Dia memberikan aku sinar dari pusaran matahari
Yang radiasinya saja dapat membuatku terbakar
Dan aku benar-benar terbakar hingga berbulan-bulan lamanya
Terkuliti, terpenjara, terasingkan, tersisihkan, terbuang bahkan tidak dianggap ada
Oleh belahan dunia manapun aku berdiri

Tangisan tak lagi dapat menghibur
Atau sekedar mengeluarkan isi hatiku
Aku putus asa untuk menolak
Akhirnya pun harus pasrah dan rela mengikuti scenario yang telah Tuhan buat

Setelah setahun berlalu, ternyata aku benar
Bahwa Tuhan adalah Maha Segala-galanya
Memang seperti itulah cara Tuhan untuk dapat mengajarkanku
Dan membiasakan diriku dengan kehidupan yang baru
Bersatu dengan sinar dari pusaran matahari
Untuk dapat menemukan kearah mana langkahku akan kubawa
Dan menemukan tujuan yang selama ini terlihat gelap

Aku tidak menyesal dengan penyiksaan panjang ini
Aku justru sangat-sangat berterima kasih dengan pengasingan panjangku
Dan dengan keputusan Tuhan yang maha bijak
Yang telah memberikan cara terbaiknya padaku
Untuk mengajarkan tentang arti hidup dan kedewasaan
Dan membuat dunia yang lebih bermakna untuk di jalani
Agar aku dapat lebih bermanfaat
Bagi diriku sendiri dan lingkunganku

Mungkin saja ada diantara aku dan kamu yang mengalami hal yang mirip
Banyak orang merasa tertekan ketika mendapatkan masalah
Atau mengalami keadaan yang diluar keinginannya
Padahal itu adalah cara Tuhan untuk mengajarkanmu melihat
Bahwa dunia yang sedang engkau tempati itu memiliki banyak keindahan
Dan keindahan itu akan dapat engkau lihat dengan sempurna penuh kedamaian
Ketika engkau mengerti tentang sesuatu yang pahit dan tidak engkau senangi

Pertanyaannya adalah seberapa kuat kita dapat bertahan menahan panasnya pusaran matahari?
Demi melihat jalan terang di perjalanan selanjutnya ?
Dan tidak lagi membuang-buang waktu berjalan dalam kegelapan?

Sekarang lingkunganku bilang aku sudah menjadi pribadi yang baru
Dengan tanggung jawab yang baru
Dan tujuan yang lebih jelas dari sebelumnya
Aku semakin mengenal bahwa Tuhan memang Maha dari Segala Maha
Dengan kehebatan-Nya yang banyak tersembunyi
Dari mata-mata yang belum terbuka

Uniknya Tuhan adalah…
Sebelum mengakhiri pelajaran kepada hambanya,
Tuhan slalu memberi kado terindah bagi siapa saja yang kuat dan terpilih
Dan kado Tuhan buatku yaitu
Ketika aku menjadi kebal dan sudah terbiasa dengan radiasi panasnya sinar matahari
Terlebih saat dunia manapun kini menerima keberadaanku

Kecuali dalam soal cinta
Sepertinya Tuhan masih suka bermain-main denganku
Untuk mengajari sesuatu yang baru.
Biarkanlah sesuka-Nya saja
Selama kita masih percaya, yakinlah Dia tidak akan pernah mengecewakan

Tetap optimis meski jalan terlihat hampa
Dan temukan dunia barumu dengan cara apapun
Yang terpenting bukanlah ketika kamu menemukan titik akhirnya
Tapi ketika kamu sedang mencari dimana jalan menuju titik akhir tersebut.

Jadilah saksi abadi bagi perut bumi
Sebagai saksi yang melakukan aksi tindakannya
Bukan sekedar penonton yang pandainya hanya berteriak dan bertepuk tangan

Semoga Tuhan tetap mencintai kita.
Dan semoga tulisan ini bisa membingungkan!!!
  

~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun