Bila Mona jatuh cinta, jalan-jalan tak akan lagi indah rasanya. Bersemu asam dan bergelombang menguncang-guncang nirwana layaknya. Seperti dua musim semi yang tak pernah dapat bermimpi untuk bertemu, pun bergumul mesra di padang stepa. Hambar saja sepanjang musim, sepanjang senja-senja di Babilonia.
Kini kilau bening tetes air matanya menyerupai bebatuan vulkanik yang sangat keras, menghunjam tanah hijau berlapis rerumputan padang yang tumbuh liar. Seakan hendak memberi tahu si raja hutan, "Hai aku sedang bersedih, karena aku telah jatuh cinta..."
"... Bila kah ku mengganggu harimu?....."
"Salahkah ku bila...."
"Hehmh...."
"..............................................."
"Lisa, maukah kau datang kemari? Telah kusiapkan anggur terbaik dari seluruh penjuru negeri?"
"Kapan Na? Aku mesti berbenah dulu.."
"Bagaimana bila nanti malam.. dinner?"
"Kamu... kam.." Lisa tecekat lidahnya