"Jadi, kontrak kerja Anda tidak dilanjutkan."
"Hem"
"Kenapa pak? Apa alasannya?" dalam hati saya berkata, "Sudah delapan tahun lho aku kau kontrak-kontrak melulu, sudah gitu banyak pula sampul buku dan template sampul buku yang aku buat, kalau cuma tigaribu sampul, lebih lah."
"Ya, apa ya alasannya, ndak ada alasannya, mungkin perusahaan sudah tidak membutuhkan Anda lagi...."
Mati aku! Gumam saya waktu itu. Sudah pasti hobi mengoleksi lensa manual dari berbagai belahan dunia akan terhenti. Tapi syukurlah, sebuah kursi atau meja tidak melayang ke wajah pak bos personalia di sebuah penerbitan dan percetakan buku di kota gudeg waktu itu. (Ha ha, tertawa sejenak)
Gagal jalani hobi dong? Tidak-tidak! Bergabung dengan kelompok pecinta lensa manual di sebuah media sosial dan jumpa darat kemudian jadi obat sakitnya. Disana saya masih bisa mencoba berbagai jenis lensa manual dan karakteristiknya, meskipun hanya pinjam-pake, tanpa bisa memiliki (oh malangnya).
Ibarat buah simalakama, tidak kerja tidak makan, kalau kerja (nanti bakalan) makan hati, akhirnya sudahlah, mumpung masih menganggur, dan dibantu teman-teman yang sudah profesional di bidang fotografi, saya ndak Gagal jalani hobi. Nyantrik atau jadi pembantu/asisten teman yang punya usaha foto wedding, jadi obat nomer dua-nya, sudah ketemu!
Sedikit-demi sedikit uang mulai masuk, bisa makan! Dan akhirnya saya bisa memulai usaha foto wedding kecil-kecilan, tentu saja dengan bantuan teman-teman grup lensa manual yang sudah saya anggap sebagai keluarga. Berani pinjam modal, beli lensa (bukan lensa manual) yang lumayan bagus untuk foto wedding, dan ditambah modal nekat, saya ndak Gagal jalani hobi!
Satu tambahan lagi, ilmu lama yang saya miliki sewaktu bekerja di sebuah penerbitan dan percetakan buku di kota gudeg waktu itu (Ha ha, tertawa sejenak kalau ingat-ingat), ternyata cocok dengan pekerjaan baru ini. Editing foto yang kurang pas waktu pengambilan gambar, membuat kolase foto, membuat weddingbook, photobook, atau bahkan pelengkapnya, yaitu undangan pernikahan atau acara, adalah contohnya.
Sekarang, ehm, saat pandemi telah datang, kalimat "gagal jalani hobi/usaha" seperti mengintip di depan mata. Namun saya optimis, ada banyak jalan menuju ke Roma, seperti banyak jalan menuju kota gudeg, dimana sebuah penerbitan dan percetakan buku telah meng-ANU-kan saya. (Ha ha, tertawa sejenak).
  Gagal jalani hobi? Tidak!
.
.
.
Catatan:
lirik lagu Against, Sepultura:
The more I see, the more I hate
The more I learn, the more I fake
The less I try, the less I get
The less I'm in, I'm never out
Don't do that, I knew it
Don't do that, I knew it, knew it
You don't know and I don't know
The circle seems the same
Falling down or standing up
I care what is against
Don't do...
.
.
.
Jogja, 6/2/2021
#Gagal jalani hobi
djs
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H