Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lui, Lew i, Loe i

9 April 2016   11:32 Diperbarui: 9 April 2016   11:47 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Eh pak Jo, kok gratis? Ngawur saja kau itu, ini, kembaliannya buat pak Jo saja”

“Ah bapak kan pak gurunya Ika, anak saya he.. he.. he..”

“Ya sudah, anggap saja uang itu buat jajan sama beli buku Ika ya pak Jo?”

“Siap pak guru, makasih, permisi pak guruuu”

“Oke ati-ati pak Jo!”

Kepala terasa agak ringan, sesaat setelah berbincang dengan pak Jo, salah satu orang tua muridku. Sambil menyeruput kopi pahit panas, kubuka lembar depan koran sore itu,

“Hah?”

“Astaga?”

“Tak mungkin!”

Kakiku melangkah cepat mengambil buku catatan kumalku, lalu mencocokkan kejadian yang aku catat, dengan Headline harian sore tersebut,

“Pak bupati beralih profesi menjadi badut Senayan setelah kalah pemilu kedua, pak Abram calon anggota legislatif kampung kami tertangkap sedang “main proyek” dengan anggota dewan yang terhormat...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun