[caption caption="copyright by bowobagus p"][/caption]
Judul: Cerpen | Sebait kopi, antara Hulk dan smurf.
"A ha!"
"Apa Smurf?"
"Inilah kopi paling nikmat yang pernah kucecap. Aromanya seperti memeluk dari belakang, berjajar menuju kekiri, lalu meliuk sedikit ke kanan, lalu meninju cepat di atas. Wow!"
Dan Hulk pun hanya nyengir kuda, mengelap ceceran cangkir kopi favoritnya sambil melirik sinis ke arah pojok kafe. Di atas meja kasir, bulat jam dinding mematuk jarum kecil supaya segera menunjuk ke pukul duapuluhdua lebih sepuluh. Hari ini hari Senin, tepat seperti kata Kakek, waktu yang tepat untuk menikmati hari, sebelum Selasa dan teman-temannya berloncatan menggandeng Senin menuju barisan bercap: rutinitas.
Smurf melihat bayangan tak enak di dua bola mata Hulk, seperti rasa cemas yang tak terelakkan dari rutinitas dan pekerjaan yang sudah menjadi darah daging pribadinya. Seakan dua bola bilyar yang hendak bertabarakan atas nama keahlian dan bujuk rayuan.
"Ehem"
"Eh em"
"Malam om"
"Eh, ya?" balas Smurf kaget
"Ada yang bisa saya bantu om?"
"Em apa ya..." tukas Hulk
"Mungkin om mau nambah kopinya?"
"Ck ck ck, nambah lagi bro?" Smurf nyengir kuda sambil menahan gelak tawanya
"Bukan..."
"Jadi?"
"E.. boleh tahu nggak, apa yang dipesan mbak-mbak yang dipojok itu?"
"Oh itu, biasa saja kok om, secangkir kopi original pahit, tanpa gula, dengan aroma cinta dan keinginan untuk berbagi saja, tanpa apa-apa," jawab pramusaji sambil bergegas pergi menjauh karena ada tamu yang melagukan tangannya, meminta tolong..
.
Kompasiana, April 2016
#djengsrisaja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H