Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUT RTC] Seuntai Bunga Rumput untuk Adinda

16 Maret 2016   16:07 Diperbarui: 16 Maret 2016   17:11 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah!"

Sir angin mendesir, keras bagai kupu-kupu. Dua buah koin yang seakan tak ingin bertemu muka kembali menebar ragu, untuk kesekian kalinya berakhir sama, tak ada. Langkah-langkah kaki Jane memburu, tak hiraukan banyak sesal yang sedang terpapar di belakangnya tanpa kendali, sang pujaan terpekur bak patung besi.

"Jane, aku, aku harus bagaimana?" Jes mengeluh. Taman rindang yang seharusnya penuh dengan kasih dan sayang kini tak lebih dari sekedar onggokan rumput kering kecoklatan, seperti golden section tanpa yin dan yang.

 

"Well I opened my heart, and I let you in

I promised I'd never love again..."

 

"Ah?" Jane tersadar dari lamunannya, sebait lagu kesayangan Jes seperti menohoknya dengan keras. Surat berbungkus kertas ungu di bacanya sekali lagi, perlahan-lahan,

 

di lembah yang dalam kutitipkan sebait khayalan duhai pujaan

sebuah sajak untukmu niscaya esok menjelma baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun