“Bukan bu, roti seperti mbak tati”
“Eh?”
“Rotinya Tati enak loh teh, ha ha ha,” Zul mendadak lewat sambil berseru lantang.
“Asem! Awas kau Zul!” Danar hanya melongo mendengar ujar om Zul yang berlari kecil, seakan berpura-pura takut dijewer ibunya. Dalam hati ia heran, om Zul saja bilang enak, pasti beneran enak!
“Sssttt hush! Dah mandi sana Nar!” seru ibunya. Dalam hati ia mengumpat, sialan kau Zul, dasar penjahat kelamin! Sialan kau Tati! Pamer-pamer bodi, duit, baju di depan anakku! Brapa sih para lelaki membayar rotimu?
Jogja, 21 Januari 2016
Hidup adalah pilihan
Djeng sri saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H