.
“Waktu hujan turun... rintik perlahan... awanpun menepi, alam mencekam..... Kutimang si buyung, belaian sayang...” *
.
Di luar rintik hujan masih turun dengan lembut, seakan ingin mengambil bagian dalam kabut yang helakan sedih dalam diri M yang tak mampu mencegah mereka merenggut.
“Inilah dunia,” damai dan lembut suara masuk ke telinga kirinya
“Tapi, tapi...”
.
“Engkau tak bisa menghentikan mereka”
M makin larut dalam kisah yang dibacanya, secangkir kopi habis jadi pelampiasannya. Saat seorang pramusaji menyapa dan menghampirinya untuk menambah lagi kopinya, ia tersentak,
“Bu, bolehkah aku menabraknya?”
“Apa?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!