Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lagak Lagu Latah Sri

17 Oktober 2015   14:50 Diperbarui: 17 Oktober 2015   15:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sialan!”

Kamu ni sudah liar, masih juga ngeces (mengeluarkan air liur) banyak-banyak, asem!”

Yang kuat mas Arjuna, yang kuat, ahhh,” jeritku tertahan

Dasarrrr!”

Plak! Plak! Plak! Telapak tangan kiri mendadak hadir untuk ikut serta mewujudkan kekerasan pada rumah pribadi, aduh, duh, duh. Bukan, dia dia Arjunaku yang menempeleng pipiku, namun tangan kiriku, sungguh tangan kiri, benar, benar, tak bohong aku!

Bruno, Ijah, maryem, Pino, bebi... tolong! Tolong!” aku menjerit sekali lagi, berharap Arjuna bermurah hati dan melepaskanku.

Sri! Awas kau ya! Cepat masuk sana!” Arjunaku bertambah galak sambil mendorong keras tubuhku masuk sebuah mobil ambulance.

Dan ingat Sri! Jangan coba-coba lari lagi!” perintah Arjunaku keras. Duh, duh, duh ada apa ini? Aku melihat Arjuna berubah jahat dan tidak cinta, ia, ia, ia berganti muka menjadi dokter rumah sakit jiwa! Duh, duh, duh...

Bruno stanby di sudut sofa, Ijah ngetem di pojok rumah, Maryem duduk manis di teras rumah, Bebi sedang sendiri menanti jemputan kekasih hati. Sepertinya semua sedang melakukan aksi! Lalu aku? Aku? Aku?

.

di mana aku ibu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun