“Permisi”
“Eh iya, sebentar…”
Emak berlari kecil menuju ruang tamu yang berada agak jauh dari kamar Elis. Hatinya mendadak bertanya-tanya, “Tumben?” Namun langkah kakinya tak mau berhenti walau untuk sekedar berpikir, siapa, mengapa, kenapa, tak biasanya… ada tamu.
Kriet…
“Sore bu,” sapa seorang gadis cantik manis berkulit coklat sambil memburu tangan emak lalu menciumnya seperti seorang yang sangat dihormati, emak terkejut.
“So so re, aduh duh, jangan non, emak tangan emak kotor…”
“Ananda siapa? Eh maaf hendak mencari siapa? Atau jangan-jangan salah rumah?”
“Sa..”
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!