karya Ida Ayu Dita Anis Pidada.
Di suatu sekolah ada seorang anak bernama Shuyang. Dia adalah anak yang pendiam. Dia selalu mengenakan topi berwarna kuning.
Pada saat jam istirahat tiba, Shuyang yang tengah membereskan buku dihampiri anak nakal bernama Zeyu.Â
Zeyu bertanya kasar, "Eh Shuyang! apa si yang ada di balik topi mu?!"Â
Shuyang menjawab singkat, "Tidak ada."
Zeyu yang berniat menjahili  Shuyang sontak merebut topi yang dikenakan Shuyang.Â
Saat mengangkat topi Shuyang, Zeyu terkejut, "kenapa ada pohon tumbuh di kepala mu?!"Â
Shuyang berusaha merebut topinya.
"Zeyuuu berikan topi itu," ucap Shuyang sambil berusaha menutup kepalanya dengan buku.
"Ti... Tidak mau!" Jawab Zeyu gelagapan. Ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.Â
"Zeyuu aku mohon, berikan topiku."
Zeyu mengabaikan permohonan Shuyang. Ia berteriak memanggil teman-temannya,
"Teman-teman, lihat! Ada anak aneh di kelas kita!"Â
Anak-anak lainnya ikut terkejut melihat pohon yg tumbuh di kepala Shuyang.
"Ihhh... apa yang tumbuh di kepala Shuyang?" Seorang anak melihat ngeri.
"Jangan dekat-dekat dengan Shuyang, nanti kita celaka" Ucap anak yang lain.
"Iya. Jangan dekat-dekat" Anak yang lainnya ikut menambahkan.
"Takut". Ucap anak yang lainnya lagi.
Semua anak di kelas itu mengelilingi Shuyang dari jarak jauh dengan ekspresi tidak suka.
Shuyang yang mendengar komentar buruk teman-temannya lari bersembunyi ke kamar mandi.
Ia menangis meratapi fisiknya yang berbeda. Namun di dalam hatinya Ia merasa lelah menyembunyikan identitas aslinya. Sekarang semua teman-temannya pun sudah tahu kondisi yang sebenarnya. Ia pun memberanikan diri untuk keluar tanpa topi.
"Aku ingin berdamai dengan diriku sendiri. Aku harus menerima bentuk fisikku yang berbeda. Aku tidak boleh terus-terusan bersembunyi di balik topi kuningku. Aku percaya bahwa Aku juga istimewa seperti mereka". Shuyang berusaha meyakinkan dirinya.
Pada saat hendak keluar dari kamar mandi, angin besar datang tiba-tiba dari arah lapangan.
Anak-anak yang tengah bermain di lapangan berlari menyelamatkan diri.
beberapa anak terangkat melayang.
"Toloooong!!"
Shuyang yang melihat kejadian itu berlari ke arah lapangan.
Ia berdiri di tengah lapangan dan tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi pohon besar.Â
"Teman-teman, berpegangan di tubuhku!" Instruksi Shuyang.
"Ayo semua pegang dahanku agar kalian tidak diterbangkan angin. Cepat!"
Teman-teman Shuyang yang melihat tubuh Shuyang berubah menjadi pohon berlari memeluk Shuyang.Â
Tak lama kemudian angin besar menghilang.
"Terimakasih Shuyang. Kamu sudah menyelamatkan kami. Tanpamu mungkin kami semua sudah mati terbawa angin besar itu"
Ucap seorang anak yang hampir mati terbawa angin besar tadi.Â
Zeyu si anak nakal juga berterima kasih dan meminta maaf,
"Maaf shuyang aku sudah mempermalukanmu" Ucap Zeyu sambil memeluk Shuyang.
Shuyang dengan lapang dada memaafkan Zeyu.
"Tidak apa-apa Zeyu, aku sudah memaafkanmu "
Sejak saat itu teman-teman Shuyang menerima Shuyang apa adanya.Â
Shuyang pun tidak perlu menyembunyikan kepalanya dengan topi lagi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI