karya I Made Saka Dwi Ganesha
Namaku Ali.
Kisah ini aku awali dengan rencana liburanku bersama teman-teman. Aku dan teman-temanku bernama Ily, Seli, dan Ara baru selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester dan pengambilan rapor di SMPN X. Kami ingin merayakan hari libur kami dengan berekreasi di sebuah pantai.
Namun sebelum kami berlibur, kami menginap terlebih dahulu di rumah Seli karena kami akan pergi bersama orang tuanya.
***
Tepat pukul 7 malam, aku, Ily dan Ara tiba di rumah Seli. Kedatangan kami disambut hangat oleh mama Seli.
"Selamat malam tante, Selinya ada?" Ara menyapa mama Seli.
"Oh kalian! Selamat malam. Selinya ada nak", mama Seli mempersilakan kami untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
"Sebentar ya, tante panggilkan Selinya dulu".
Beberapa menit setelah nya Seli pun datang menemui kami bertiga.
"Hai teman-teman" Seli menyapa.
"Hai Seli" kita bertiga membalas sapaan Seli dengan kompak.
"Anak-anak, tante tinggal dulu ya" mama Seli
sambil beranjak ke arah dapur.
"Baik tante", seruku.
"Bagaimana, besok kita jadi berlibur tidak?" Seli membuka topik pembicaraan.
"Jadi dong pastinya, ini kita sudah membawa perlengkapan berliburnya" aku menjawab pertanyaan Seli.
"Oke baik. Ngomong-ngomong kalian sudah makan?" Seli menawarkan makan.
"Sudah" sekali lagi kami kompak menjawab pertanyaan Seli.
"Ah kalian bohong, aku tahu muka muka lapar kalian" Goda Seli. Kami cengengesan. "Ayo ke ruang makan, mamaku sudah menyiapkan makanan untuk kalian" Seli bergegas bangun.
Aku, Ily dan Ara pun mengiyakan ajakan Seli dan mengikuti Seli ke arah ruang makan.
Setibanya kami di ruang makan, kami melihat mama Seli tengah menghidangkan makanan untuk kami.
"ayo nak, kita mulai makan malam bersamanya". Ajak ama Seli.
Selesai makan kami mengobrol tentang ujian akhir semester kemarin. Kemudian Seli mengajak Ara kelantai 2 tidur di kamarnya, sedangkan aku dan Ily tidur di sebelah kamar Seli.
***
Paginya, Seli dan Ara mengetuk kamarku dan Ily.
"Tok..tok..tok"
"Ali, Ily. Segera mandi dan bersiap-siap, sekitar 30 menit lagi kita akan berangkat ke pantai, aku tunggu kalian di ruang tamu!" Seli membangunkanku dan Ily dengan suara teriakan.
"Baiklah" Aku menjawab Seli dengan suara yang masih sedikit mengantuk.
Aku pun bergegas mandi dan disusul oleh Ily setelahku.
Aku dan Ily sudah siap, dan kami langsung turun menuruni anak tangga rumah Seli.
Sesampainya aku dan Ily di ruang tamu, ternyata kami sudah ditunggu oleh mama Seli juga.
"Semua perlengkapan kalian sudah disiapkan?" Mama Seli memastikan.
"Sudah" kami berempat sekali lagi menjawab dengan kompak.
"Ngomong-ngomong papa ga ikut, ma?" Seli bertanya memastikan.
"Papa kemarin pulang kerja larut malam nak, jadinya nanti siang dia menyusuli kita kepantai" Mama seli menjawab.
"Baiklah. Ayo berangkat!" Seli sangat antusias dengan liburan ini.
***
Pukul 9.00 pagi, mobil kami tiba di pantai Senggigi. Kami berempat sangat senang dan bersemangat.
"Akhirnya kita sampai dan melihat pantai lagi sehabis ujian akhir semester yang sangat memusingkan kepala itu" seru Seli.
"Iya nak, ayo kita masuk" Mama seli sedikit tertawa dan mengajak kita untuk segera masuk kearea pantai.
Singkat cerita, papa Seli pun sudah sampai dipantai.
"Hai, anak-anak" Papa Seli menyapa aku, Seli, dan tante yang sedang terduduk di bawah pohon kelapa dan Ily serta Ara yang sedang bermain air di pinggir pantai.
"Maaf ya, papa sedikit terlambat" seru papa Seli.
"Tidak apa-apa, pa" Seli menjawab.
"Berhubung papa sudah datang, mari kita sarapan bersama" mama seli mengajak kita untuk makan.
"Ily, Ara. ayo sarapan dulu" Seli memanggil Ily dan Ara.
Selesai sarapan bersama, kami berempat bermain air di pinggiran pantai, sedangkan mama dan papa Seli asik mengobrol di bawah pohon kelapa.
Saat kami tengah bermain air dan orang tua Seli asik mengobrol, tiba tiba terasa sebuah getaran yang sangat kencang.
"ANAK-ANAK, LARII!!"
"GEMPAAA!!!!" Orang tua Seli yang menyadari getaran tersebut langsung meneriaki kami.
Aku kira hanya aku yang merasakan getaran itu ternyata orang tua Seli juga. kami berempat pun bergegas lari menuju bawah kelapa dan membereskan semua yang kami bawa tadi.
"LARIII!!! JANGAN BAWA APA-APA!! AIR SUDAH MULAI NAIKK, TSUNAMIIII!!!
Papa Seli meneriaki kami.
Aku menoleh kearah pantai dan ternyata benar, air mulai naik menjulang tinggi, lebih tinggi dari badanku.
"LARI ANAK-ANAK!! LARIII KE TEMPAT YANG LEBIH LAPANG!!!"
Tapi terlambat, kami pun terhantam oleh deburan ombak tsunami yang sangat besar itu. kami terpencar dan aku langsung tidak sadarkan diri. Aku tidak tahu posisi yang lain di mana.
Beberapa jam kemudian, setelah air tsunami sudah mulai agak surut, mataku terbuka. Aku melihat badanku terluka akibat dentuman air tsunami tadi dan aku dievakuasi oleh Tim Sar yang sedang menjalankan tugasnya.
"Dimana teman-temanku?" Aku bertanya kepada salah satu tim sar yang menolongku dengan suara yang masih lemah.
Namun Tim Sar tersebut tidak menjawab pertanyaanku.
***
Sesaat setelahnya, aku berada di rumah sakit, tepatnya Rumah Sakit Kota Mataram. Di sana banyak sekali suara orang menangis, menjerit kesakitan dan lain-lain.
Aku diobati di ruang UGD, bersama pasien-pasien lainnya yang nasibnya sama denganku.
"Dimana teman-temanku, iIy, Ara, Seli serta orang tua Seli?" aku bertanya kepada suster yang menangani ku.
Hening...
Tidak ada jawaban, sama seperti salah satu Tim Sar tadi.
Sayup-sayup ku dengar percakapan seorang dokter di kejauhan. Katanya ada 3 Rumah Sakit yang menerima korban tsunami tadi.
"Bisa jadi mereka di rawat di antara 3 rumah sakit itu. Tetapi aku tidak tahu teman-temanku ada yang dirawat disini juga apa tidak" Ucapku dalam hati.
***
Beberapa minggu setelah kejadian tersebut, kondisiku sudah mulai pulih. Musibah itu membuatku menyadari satu hal, yaitu sebelum kejadian gempa bumi, aku jarang melakukan ibadah. Bisa jadi bencana itu di kirim oleh tuhan untuk mengingatkan ku betapa pentingnya ibadah.
Sejak aku menyadari itu, aku berjanji akan terus beribadah sesuai dengan keyakinanku, sebagai rasa syukur karena Tuhan sudah menyelamatkanku dari musibah, dan untuk mempersiapkan diri akan datangnya hari akhir.
(Cerita pendek ini ditulis oleh  I Made Saka Dwi Ganesha)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI