Apakah freehand bernilai tinggi dari pada grid ?
Apakah manual lebih keren dari pada digital ?
Apakah arsiran lebih baik dari pada dusel ?
Dan, Apakah wajib memiliki alat yang seharga selangit untuk berkarya dan berkreasi ?
Nah, itulah sederet pertanyaan orang awam perihal menggambar atau bahkan menjadi (perbandingan) orang awam terhadap seniman atau malah sesama seniman itu sendiri.
Sejatinya masing-masing orang mempunyai style atau teknik tertentu dalam proses berkarya dan tidak perlu meniru atau memaksa meniru style orang lain. Tidak perlu mengedepankan ego demi menonjolkan karya sendiri demi keuntungan pribadi.
Jadilah diri sendiri, tidak perlu berpusing ria mengurusi hak ekspresi pribadi orang lain karena semua orang mempunyai ruang, berhak berkreasi dan melakukan sesuatu yang benar-benar disukai, sesuatu yang membuat keraguan menjadi layak dijalani, dan sesuatu yang hidup menjadi hidup. Berkreasi dengan alat dan media yang bertarif mahal maupun murah sekalipun pun tidak ada masalah karena seni tidak salah. salah satu contohnya yaitu pensil yang seharga hanya sekitar lima ribu per buahnya bisa menghasilkan karya yang mengagumkan dan bernilai jual tinggi juga lhoh, jangan salah ya...
hmm... bicara perihal menggambar tentunya tidak akan luput yang namanya pensil. Ya kan?? Saya mempunyai filosofi sendiri ya terkait menggambar. Jadi, mohon maaf jika kalian mungkin tidak sepakat dengan tullisan ini.
Sejauh ini, selama saya menggeluti dunia seni dan desain terutama menggambar secara freehand, banyak yang mempertanyakan perihal enak tidaknya, nyaman tidaknya, awet tidaknya, dan lain sebagainya saat menggunakan pensil untuk melukis.
Ada beberapa manfaat jika kita menggambar dengan pensil, diantaranya:
- Pensil yang runcing akan menghasilkan kedetilan pada objek yang digambar. Misalnya, bulu mata, secara teknis kuas sulit membuat kesan bulu mata namun dengan pensil, dia dengan mudah menggoreskan secara detil.
- Tentang kesabaran; keluasan goresan yang dihasilkan pensil yang berawal dari runcing menjadi tumpul dan disitulah waktu, kesabaran diuji agar menghasilkan arsiran yang halus serta detil yang telaten. Begitu juga berlaku pada pensil mekanik yang hanya sebatang lidi bisa menghasilkan kedetilan yang diinginkan, dan tentunya letak kesabarannya juga besar.
- Tentang konsistensi; konsistensi dalam menggoresnya yaitu dengan menjaga/ mengontrol tekanan tangan secara kontinyu. Intinya nikmati proses dalam waktu yang menyenangkan.
Yup.. itu dia secuil filosofi berbicara tentang pensil versi saya. Bagi saya dengan menggambar kita akan mengerti tentang kesabaran dan ketulusan hati.
Semoga bermanfaat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H