Dengan apa ku ukur rasa bimbang ini
Setelah tak ada lagi bayang-bayang
Yang pahatkan harapan kehidupan,
Dengan apa ku simpan kata risau ini
Manakala mimpi mu dan mimpiku tak lagi sama...
Menyeruak bersama perbedaan yang kian menganga,
Langkah panjangmu seolah menegasikan langkahku yang hanya seok..
Hanya di atas sajadah lusuh ini,
Ku belajar kembali memahat harapan...
Ku tanam kembali rasa percaya
Yang dulu pernah tercerai bersama hempasan sang waktu...
Serta pijakan kaki berdebu..
Hanya di atas sajada lusuh ini,
Ku urai kembali makna hadirmu
Sebagai napak tilas pembelajaran
Akan sinar kasih tuhan,
Bahwa dengan jatuh kita belajar merangkak...
Bahwa dengan menangis kita belajar tertawa...
Dan dengan terhempas kita belajar untuk bangkit...
Bersama sajadah lusuh ini,
Ingin ku bagi seribu cerita kepada-Nya
Yang tak pernah mengenal berpaling, meski sering ditinggalkan
Yang kasih-Nya seluas jagat raya
Dan maaf-Nya sedalam samudera,
Meski diri ini sering berpaling...
Maka di atas sajadah lusuh ini,
Aku mengetuk pintu-Mu kembali...