Mohon tunggu...
Sa'id Djazuli
Sa'id Djazuli Mohon Tunggu... -

Pribadi yang masih membutuhkan dedikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Masyarakat Madani

8 Februari 2015   11:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak PR yang harus diselesaikan di negeri ini terutama sistem pendidikan yang dewasa ini seperti pialang lapangan kerja, kemudian sistem numerik yang masih menjadi tolok ukur suksesnya seorang siswa, oleh karenanya ketika seorang siswa tuntas di dunia pendidikan maka canggung dan merasa tidak siap menghadapi realitas sosial yang sebelumnya tidak diajarkan di bangku sekolah, termasuk humanisme, filantropi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan konteks kehidupan masyarakat maka dalam hal ini pendidikan karakter yang lebih diunggulkan seharusnya, meski sistem numerik juga penting. Kemudian sektor lowongan kerja yang sampai saat ini masih menjadi titik perhatian (common denominator) masyarakat disusul oleh membengkaknya tingkat pengangguran serta kemiskinan yang akut dan yang terakhir adalah kebijakan pemerintah dalam rangka memajukan ekonomi yang sering kontra dengan masyarakat seperti menekan harga bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi yang notabene termasuk kebutuhan yang vital dalam menjalani aktifitas, kemudian yang dirasakan masyarakat adalah efek dominonya yang berpengaruh kepada bahan-bahan pokok lainnnya meski kompensasinya di salurkan kepada rakyat.

Kendatipun demikian semua itu bukan pra syarat yang absolut bagi suksesnya menata sistem social yang maju, ada banyak instrument serta epistimologi yang lebih ampuh untuk sampai pada satu mainstream, dibutuhkan bahu-membahu untuk bergerak bersama, membangun kesadaran kolektif, bersikap inklusif serta toleransi yang tinggi demi terciptanya kebersamaan (gemeinschaft) yang harmoni sebagai masyarakat yang madani.

Catatan:

[1] Komaruddin Hidayat, Memaknai Jejak-jejak Kehidupan, hal. 14

[2] Berasal dari bahasa Yunani yaitu demos (rakyat) dan kretia (pemerintah), apabila digabung menjadi pemerintahan rakyat  yakni mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat.

[3] Luthfi.J. Kurniawan & Hesti Puspitosari, Negara, Civil Society & Demokratisasi, hal. 22

[4] Ensiklopedi Islam. – Cet. 4 – Jakarta : Ichrtiar Baru Van Hoeve, 1997, jilid 3, hal. 103

[5] Pendiri Madzab Kepanjen

[6] Ach. Dhofir Zuhry, As-Sirah al-Falsafiyyah Jilid II, hal. 211

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun