Kalau sekarang hari Senin, 25 Maret 2013, tahun lalu 25 Maret ada di hari Minggu. Setahun yang lalu. Dan bagi saya, sekalipun masa lalu memang harus ada dibelakang, kadang ada masa dimana saya merasa perlu memberi waktu, untuk mengingat dan mengenang apa yang pernah ada dibelakang kehidupan sekarang. Hari ini setahun yang lalu, hari-hari terakhir saya melihat Ibu saya masih hidup.
Minggu, 25 Maret 2012.
Saya bangun agak siang karena hari itu memang libur. Terbangun karena ada suara-suara ramai dirumah. Ternyata keluarga saya sedang berkunjung kerumah saya, hampir semuanya. Apalagi kalau bukan menjenguk Ibu saya, yang sudah hampir 4 minggu kembali kerumah, setelah sebelumnya tinggal dirumah adik saya diluar kota untuk berobat. Ibu yang minta untuk pulang, kerumahnya, rumah dan tempat usaha kecil kami.
Minggu pagi menjelang siang itu, saya pergi ke pasar untuk belanja beberapa keperluan usaha kami. Usaha memang harus tetap berjalan... Kalau tidak, darimana kami bisa makan? Analogi sederhana saja, karena usaha kecil kami memang jadi satu-satunya sumber penghasilan. Dan saya baru kembali kerumah waktu siang, dengan anggota keluarga yang terus berdatangan, juga para tetangga. Sejauh itu, saya merasa masih baik-baik saja.
Sampai satu persatu keluarga dan tetangga kami pulang, dan proses produksi dimulai seperti biasa di sore hari. Mba yang membantu dirumah kami sebenarnya sempat ragu untuk mengerjakannya, karena Ibu sempat berpesan padanya untuk berhenti dulu sebentar, beberapa hari. Itu dikatakan beliau Jumat sore, 23 Maret 2012, dengan kondisi Ibu yang semakin lemah. Tapi kami harus tetap berproduksi, sekalipun beberapa kerabat menyarankan untuk beristirahat dan lebih fokus menemani Ibu kami.
Proses produksi tetap berjalan seperti biasa, tanpa dikurangi sedikitpun. Selesai malam hari, juga seperti biasa. Saya tidak kemana-mana malam itu, dirumah saja membuat tulisan untuk materi blog pribadi saya yang dikelola seorang teman. Blog yang sekarang sudah tutup karena saya merasa tidak bisa mengelolanya dengan baik. Tidak ada yang aneh malam itu. Seorang Paman datang berkunjung, dan mengaji disamping Ibu.
Selesai mengaji, Paman mengajak saya untuk berbicara di teras depan rumah, tempat biasa saya menulis. Saya mengerti apa maksudnya, sekalipun Paman tidak mengatakannya secara jelas dan langsung. Bahwasanya, setiap awal pasti memiliki akhir, hanya saja apakah kita yang memilikinya rela dan ikhlas untuk melepas kepergiannya. Bukan sebentar, tapi selamanya. Itu bukan pertanyaan, juga bukan pilihan, dan bukan pula vonis.
Senin malam, saya tidur seperti biasa setelah menyelesaikan satu tulisan yang seharusnya tidak saya tulis. Tulisan yang tidak pernah diterbitkan di blog pribadi saya yang sudah tutup, tulisan yang akhirnya saya posting juga di blog gratisan yang lebih sering saya isi di My Opera beberapa waktu kemudian. Hari Minggu yang ramai tapi sepi. Rasanya sunyi. Dan hari ini pun sunyi... Hari ini, untuk setahun yang lalu.
Memoar untuk Ibu;
11 Agustus 1967 - 27 Maret 2012.
_____
Surabaya Timur, 25 Maret 2013.
Versi asli catatan harian ini;
http://my.opera.com/djatmikoxv/blog/2013/03/25/hari-ini-setahun-yang-lalu-bagian-1-25-maret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H