Tapi bukan berarti tidak ada telor asin dari telor ayam... Keluarga teman dekat saya yang vegetarian pernah membuat telor asin dari telor ayam ras yang tidak bernyawa. Dan saya tidak mencobanya. Lalu kalau ada orang yang tiba-tiba bertanya; kenapa telor puyuh juga tidak dibuat telor asin? Jawabannya sederhana saja, karena bentuknya terlalu kecil, merepotkan.
Diskriminasi bukan hanya terjadi diantara telor ayam dan bebek, juga telor puyuh. Dalam dunia telor bebek, telor-telor yang sudah diasinkan selalu diberi tanda. Mirip seperti tato, atau tepatnya stempel. Tapi kenapa harus stempel, bukan tato asli? Ya maaf, sejauh ini yang saya ketahui, belum pernah ada kerja sama antara pengrajin telor asin dengan studio tato Ken Tatto, apalagi L.A. Ink dan Miami Ink.
Dan kenapa telor puyuh tidak dijadikan telor asin, selain karena bentuknya kecil? Karena telor puyuh sudah memiliki tato permanen di kulitnya, totol-totol, dan jelas tidak bagus kalau harus ditumpuk tato temporer dari stempel.
Orang-orang pun tahu, sekalipun telor puyuh memiliki bentuk lebih kecil, namun memiliki reputasi tinggi dibandingkan telor asin dan telor bebek biasa, juga telor ayam ras dan kampung. Kalau telor ayam kampung berukuran kecil karena ayam kampung minder dengan ayam ras yang diternakkan dalam komplek peternakan, telor ayam ras kalah level dengan telor bebek yang lebih besar dan berwarna cerah serta bisa diasinkan.
Meskipun begitu, telor bebek biasa akan merasa tertekan ketika dikumpulkan dengan rekan-rekannya yang sudah menjadi telor asin. Sepele saja... Telor asin memiliki tato, dan masyarakat jaman dulu menganggap tato sebagai simbol premanisme. Tapi toh telor asin sekalipun memiliki tato, tidak berkutik dihadapan telor puyuh yang kecil. Kenapa? Karena tato di telor asin cuma temporer, sedangkan tato di telor puyuh permanen.
Dari sekian banyak jenis telor, memang banyak yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan dan obat, termasuk telor penyu dan mungkin juga telor buaya. Manusia memang lebih tertarik dengan yang besar, sekalipun semua cuma konon. Tidak tertarik dengan yang kecil, seperti telor cicak apalagi telor kodok.
Atau mungkin anda tertarik untuk mencoba memulai, membuat telor asin dari telor cicak dan telor kodok? Siapa tahu bisa jadi peluang usaha, merintis karir dari dunia perteloran.
After all, you might think that it's all nonsense, a silly joke. And so, why so serious?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H