Mohon tunggu...
Ibnu Malik
Ibnu Malik Mohon Tunggu... wiraswasta -

Random Uncategorized | http://djatmikoxv.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saya & BlackBerry: Anggaran & Keputusan

25 Mei 2012   08:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 2706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu bersama BlackBerry, smartphone ini lebih sering saya diamkan saja, sampai akhirnya kemarin lusa (23/5) saya coba ambil paket 'full service' untuk satu hari saja.

Karena nomor Indosat saya masih terikat dengan paket internet, agak sayang mau pindah atau tumpang tindih dengan BlackBerry Internet Service, akhirnya pakai Kartu Tri, nomor yang memang saya khususkan untuk internet. Tapi tidak ambil paket bulanan, coba yang harian dulu, Rp. 3.500/hari (belum ppn 10%), akses *123*4*4#.

Perbandingan harga untuk paket bulanan cukup lumayan... Kalau di Kartu Tri Rp. 69.000/bulan, dengan pajak jadinya Rp. 75.900. Di Indosat (http://www.indosat.com/Matrix_BlackBerry_Full_Services) harga normal Rp. 100.000 (promo Rp. 90.000, sudah termasuk pajak). Perlu diingat, 'full service' disini tidak termasuk akses video streaming di YouTube.

Bandingkan dengan harga paket internet standar, yang bisa dipakai di semua ponsel selain BlackBerry... Internet Tri cuma Rp. 35.000/bulan untuk 'fair usage' 500Mb (*234*1# dari Kartu Tri, atau via SMS 'MAU 500MB' dikirim ke 234), sudah termasuk pajak. Meski saya tidak tahu kecepatannya berapa, dari pengalaman 1,5 tahun bersama paket '3data' ini, streaming YouTube maupun siaran radio online Suara Surabaya FM100 (http://www.suarasurabaya.net/rol/) bisa dilakukan (via aplikasi).

Untuk Indosat, internet unlimited dengan 'fair usage' 500Mb Rp. 50.000/bulan (speed up to 512kbps) dan yang paket kuota 500Mb Rp. 25.000/bulan (speed up to 2Mbps). Tapi... pengalaman saya hampir 2 bulan ini bersama internet Indosat, saya tidak pernah berhasil mengakses YouTube untuk streaming, baik dari ponsel berplatform Java maupun Windows Mobile. Bisa kalau di Android, pernah saya coba di ponsel sepupu saya. Untuk akses paket internet Indosat bisa lewat *363#.

Jadi, karena BlackBerry Messenger samasekali bukan tujuan saya, dan 'pushmail' juga tidak terlalu menjadi prioritas, rasanya BlackBerry agak berlebihan untuk saya jadikan 'teman hidup'. Bagaimana tidak, dari segi anggaran, anggap saja Rp. 75.900/bulan kalau pakai BlackBerry 'full service' di Kartu Tri, harga segitu bisa untuk paket internet di 2 ponsel; paket '3data' Rp. 35.000 dan internet Indosat Rp. 25.000, totalnya cuma Rp. 60.000.

Apa yang istimewa dari BlackBerry? BlackBerry Messenger, itu menurut 3 orang saudara saya yang kebetulan bertemu, yang pakai BlackBerry. Cuma demi satu fitur aplikasi itu saja, kata teman-teman saya (mantan dan pengguna BlackBerry) juga seperti itu. Menurut saya, 'pushmail' yang benar-benar 'realtime' seperti SMS, ini yang setidaknya mengesankan bagi saya, selain sistem keamanannya (meski tidak benar-benar aman).

Tapi saya bukan pebisnis, bukan pekerja kantoran, apalagi level supervisor dan jajaran direksi yang memang membutuhkan kecepatan informasi tentang pekerjaannya. Saya cuma orang yang punya hobi mengamati (mencoba, kalau bisa) menganalisa (meski tidak ilmiah), lalu membuat kesimpulan mana yang cocok dan tidak cocok, atau sebagai referensi jika suatu saat ada teman atau keluarga yang minta rekomendasi.

Soal 'pushmail', meski tidak seakurat BlackBerry, ponsel biasa 'feature phone' yang saya gunakan juga mendukung fitur ini. Lebih 'user friendly' bagi saya, karena kemudahan 'copy paste' teks dan 'attachment' yang tidak memerlukan kompresi (resize), juga manajemen email yang lebih sistematis dan spesifik. Saya juga tidak membutuhkan enkripsi yang terlalu, atau keamanan tingkat tinggi.

Kesimpulan saya, BlackBerry tidak cocok untuk saya. Dulu, saya beranggapan kalau BlackBerry tidak sesuai dengan kebutuhan saya. Sekarang, setelah mencoba sendiri, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa hidup jika harus bersama BlackBerry. BlackBerry diciptakan untuk bisnis dan 'networking', bukan untuk hiburan. Bukan untuk 'individualis' (baca: penyendiri) seperti saya... yang tidak terlalu suka dengan 'chatting' dan tidak mau terikat dengan 'social media' yang selalu 'update' tiap saat.

Saya mungkin termasuk kategori 'konvensional', tidak selalu memegang ponsel setiap saat, lebih suka menelpon langsung. Lebih dari itu; saya tidak mau terikat dengan satu merek dengan terlalu banyak syarat dan aturan, tidak ada kebebasan untuk lepas pasang SIM card, tidak ada fleksibilitas paket internet yang bisa digunakan di ponsel lain.

__________

Tested device: BlackBerry Pearl 8220 dengan BlackBerry 'full service' di jaringan Tri, koneksi 2G/EDGE di jaringan Tri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun