Mohon tunggu...
D. Prasetyo Dwi Putranto
D. Prasetyo Dwi Putranto Mohon Tunggu... Lainnya - Sisya yang sedang menempuh ruang pencarian ke-Jawa-annya

Edukator Sumbu Filosofis Yogyakarta || Guiding || Penulis Lahir 05 Oktober 1997, di Kota Yogyakarta dengan penuh kesederhanaan dan berkecukupan. Tumbuh dan kembangnya berdampingan dengan tumpukan buku-buku lawas sastra dan sejarah membawa penulis terjerumus dalam guratan-guratan tinta hitam di atas kertas putih. Memiliki ketertarikan pada ilmu Sastra Jawa dan tradisi budaya, menjadikan penulis seringkali blusukan untuk mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan ritus, klenik, dan makam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bus Jogja Heritage Track: Belajar Memahami Sangkan Paraning Dumadi dari Sumbu Filosofi

20 April 2022   09:46 Diperbarui: 20 April 2022   12:32 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membincang Kota Yogyakarta tentu dirasa tiada habisnya bagi kita. Selain dikenal dengan Kota 'Pusat Budaya', Yogyakarta sebagai kota 'Pelajar' ini tentu layak juga menyandang predikat sebagai 'kota filosofis'. 

Sematan tersebut tampaknya bukan sembarang main, sebab tanpa disadari maupun secara sadar, kota Yogyakarta dengan atributnya berupa Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak yang berada dalam satu garis lurus tersebut rupanya mengandung pesan dan filosofi yang begitu mendalam.

Keberadaan bangunan Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Pal Putih yang berada pada satu garis lurus melintang dari selatan hingga utara tersebut mengandung filosofi atau falsafah Jawa Sangkan Paraning Dumadi. 

Sangkan Paraning Dumadi merupakan pêpèling atau pesan moral kepada manusia untuk selalu ingat dan waspada (èling lan waspadha) akan perjalanan semasa hidupnya. 

Konsep atau falsafah Jawa sangkan paraning dumadi yang terkandung dalam satu garis lurus yang menghubungkan antara panggung krapyak hingga tugu pal putih inilah yang disebut dengan sumbu filosofi.

Dalam memahami konsep sumbu filosofi sangkan paraning dumadi ini dapat kita tinjau melalui dua interpretasi pembacaan, yaitu konsep sangkaning dumadi (awal mula kehidupan atau kelahiran manusia) dari panggung krapyak hingga Kraton Yogyakarta, dan konsep paraning dumadi (akhir perjalanan kehidupan manusia atau kemana manusia akan kembali) dari tugu pal putih hingga Kraton Yogyakarta.

Perlu untuk diketahui bahwasanya sumbu filosofi saat ini sedang dalam proses pengajuan sebagai warisan dunia kota Yogyakarta. 

Oleh sebab itu, dalam rangka menyosialisasikan hal-hal yang berkaitan dengan sumbu filosofi di Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis (BPKSF) membentuk suatu program bernama Jogja Heritage Track sebagai sarana edukasi dengan sasaran masyarakat luas. 

Berkaitan dengan sumbu filosofi, pada bulan februari 2022 yang lalu Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY telah mendapatkan tanggapan baik dari pihak UNESCO, yang selanjutnya dalam waktu dekat akan dilaksanakan peninjauan oleh pihak UNESCO.

Kegiatan dari Jogja Heritage Track ini akan dilaksanakan dengan beberapa rute dan tema yang berbeda serta menarik untuk diikuti tentunya. Berkaitan dengan rute dan tema serta jadwal pemberangkatan armada Jogja Heritage Track ini dapat diakses melalui akun sosial media Instagram @sumbufilosofi  dan @dinaskebudayaandiy, yang tentunya menyuguhkan informasi-informasi menarik seputar kawasan sumbu filosofi Yogyakarta. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun