Mohon tunggu...
Djasli Djosan
Djasli Djosan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mantan redaktur dan reporter RRI, anggota Dewan Redaksi majalah Harmonis di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

AS-Korut Akhiri Permusuhan

3 Juli 2018   21:43 Diperbarui: 3 Juli 2018   21:55 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong -Un di Singapura pada 12 Juni lalu telah meredakan ketegangan kedua negara yang terjadi puluhan tahun lamanya. Selama ini AS menekan Korut untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Sebaliknya Korut semakin getol mengembangkan program nuklirnya, justru karena merasa terancam.

Di Singapura kedua pemimpin tampak saling mengerti lantas sepakat untuk membentuk hubungan baru kedua negara. Itu berarti akan ada hubungan diplomatik dan berakhirnya permusuhan. AS menjamin keamanan di Semenanjung Korea sebaliknya Korut sepakat untuk menuntaskan program denuklirisasi.

Selain itu kedua pemimpin sepakat untuk menemukan jenazah-jenazah serdadu AS yang tewas dalam perang Korea tahun 50an. Dalam perang Korea itu, AS mendukung Korea Selatan dan Soviet mendukung Korea Utara. Perang Korea berakhir dalam bentuk gencatan senjata, jadi secara teknis sebetulnya masih dalam keadaan perang.

Donald Trump ternyata punya kemampuan diplomasi yang tinggi, berhasil melunakkan seorang Kim Jong-Un yang selama ini terus menantang. Namun AS harus bisa membuktikan kesungguhannya menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Tekanan-tekanan seperti sanksi ekonomi dan latihan militer bersama AS-Korsel ternyata tidak berhasil membuat pemimpin Korut takut dan mengekor keinginan AS/

Kegagalan AS di Vietnam tahun 70an mestinya menyadarkan pemimpin-pemimpin negeri Paman Sam yang sekarang maupun yang akan datang, untuk meninggalkan cara-cara menekan dan mengancam sebuah negara berdaulat untuk menyelesaikan masalah. Soal penyatuan kedua Korea, serahkan sepenuhnya kepada rakyat Korea seperti yang terjadi di Jerman. Sikap apriori dan menentang keinginan mayoritas anggota PBB seperti masalah Palestina, sebaiknya dihentikan.

Sebelum ini, Presiden Barrack Obama telah mencairkan hubungan dengan Kuba, musuh bebuyutan AS. Alangkah eloknya jika AS mau pula berunding dengan pemimpin Iran dan sejumlah negara Amerika Latin, untuk menjalin saling pengertian dan mengakhiri permusuhan. Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun