Lini tengah yang hanya berisikan Inler sebagai pemain dengan banyak pengalaman, sukses menjadi pemicu semangat juang anak-anak The Foxes. Meski masih terlihat rapuh di lini belakang yang telah kebobolan 9 gol, tapi anak asuh Ranieri belum tersentuh oleh kekalahan. Atas catatan bagus itu, Ranieri pun dengan tegas mengatakan jika performa Leicester saat ini lebih baik ketimbang skuad Chelsea yang pernah di bangunnya pada musim 2003/2004 lalu yang lolos ke semifinal Liga Champions. Ranieri juga mengatakan jika karirnya bersama Leicester ini, akan menjadi petualangan terakhirnya di dunia kepelatihan, yang akan pensiun begitu kontraknya usai tahun 2017 akan datang.
So, mengingat riwayatnya yang tak pernah membawa klub asuhannya menjadi juara Liga ataupun sebuah gelar yang mentereng. Apakah The Tinkerman mampu mewujudkannya di petualangan terakhirnya bersama klub semenjana, Leicester City?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H