Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Konyolnya Brendan Rodgers

21 September 2015   15:46 Diperbarui: 21 September 2015   20:43 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Brendan Rodgers - image by Reuters / www.bbc.com"][/caption]Brendan Rodgers semakin menjadi topik hangat di media-media Inggris bersama Son Hyeung-Min dan Anthony Martial. Namun sayangnya, bukan karena kegemilangannya seperti yang sudah di tunjukkan oleh dua pemain tersebut, melainkan performa Liverpool yang belum juga membaik plus strategi yang membosankan untuk di tonton. Sontak, protes dari publik Anfield terus di tujukan yang meminta agar Rodgers segera di pecat. Bahkan di media sosial seperti twitter, sejak kekalahan telak Liverpool dari Stoke City akhir musim lalu, kicauan-kicauan dengan disertai hashtag #RodgersOut sudah terlihat ramai.

Tapi, manajemen Liverpool tetap saja bersikukuh mempertahankan Pelatih berkebangsaan Irlandia Utara itu. Dana besar pun kembali di kucurkan untuk mendukung skuad Rodgers di musim ini. Sekitar 63 juta pounds sudah di gelontorkan untuk mendatangkan Christian Benteke, Danny Ings, Joe Gomez, Adam Bogdan, James Milner, Nathaniel Clyne dan Roberto Firmino. Dan hasilnya ? Rodgers baru mampu memberikan 2 kemenangan bagi Liverpool atas Stoke City dan Bournemouth, itupun karena keberuntungan dan berbau kontroversi. sedangkan di 5 pertandingan terakhir, armada Rodgers tak mampu meraih kemenangan, bahkan telah kebobolan 8 gol dan hanya memasukkan 3 gol saja. Atas hasil yang terbilang buruk tersebut, Liverpool kini semakin terperosok turun di klasemen Liga Inggris di peringkat ke -13. 

Karakter Dan Strategi Konyol yang sukses Dibangun Oleh Rodgers 

Sejak awal kedatangannya di Anfield musim 2012/2013, menggantikan legenda hidup Liverpool, King Kenny. Ekspektasi fans untuk melihat Liverpool kembali menjadi klub besar yang di segani begitu tinggi. Pasalnya, sewaktu menukangi Swansea City, Rodgers menerapkan gaya sepakbola modern dengan permainan menyerang yang cepat dan spartan. Dampaknya, Rodgers pun menjadi satu-satunya pelatih yang sukses mempecundangi MU di Old Trafford. Atas dasar itulah, manajemen Liverpool meminang Rodgers untuk menggantikan King Kenny yang sukses membawa Liverpool menjuarai Piala Liga. Dengan bermodalkan materi pemain peninggalan King Kenny di tambah dengan pembelian briliannya yang mendatangkan Philipe Coutinho dan Daniel Sturridge di musim perdananya, Liverpool belum mampu berbicara banyak dan gagal lolos ke liga Champions.

Tapi dari segi permainan, Rodgers terbilang sukses memberikan warna baru dengan filosofi sepakbola menyerang nan akrobatik. Di musim berikutnya, Rodgers melakukan perombakan lagi dalam skuad Liverpool dengan melego Stewart Downing, Pepe Reina, juga dua pemain muda Jonjo Shelvey dan Jay Spearing. Lalu mendatangkan 11 pemain baru, tentunya dengan dana yang tidak sedikit pula. Dan hasilnya ? Rodgers hampir saja mencetak sejarah setelah di musim 2013/2014 tersebut Liverpool nyaris menjadi Juara Liga Inggris, namun akhirnya harus merelakan gelar juara di rebut Oleh Manchester City.

Tapi, Rodgers tetap mendapat pujian karena tetap berhasil meloloskan Liverpool kembali Ke Liga Champions setelah 4 musim berturut-turut absen, sekaligus telah menjadikan lini depan Liverpool sebagai yang tersubur kedua di Liga Inggris dengan Luis Suarez dan Daniel Sturridge sebagai pemuncak daftar top skor di musim tersebut. Rodgers telah menuai banyak pujian dari pengamat sepakbola dengan filosofi menyerangnya dan permainan penuh atraktif, Liverpool pun lantas di yakini bakal menjadi pesaing serius di bursa juara Liga Inggris musim 2014/2015.

Namun, Rodgers seakan jumawa atas pencapaiannya tersebut, yang sebenarnya menurut Penulis prestasi yang di ukir oleh Rodgers di musim 2013/2014 itu tak lebih dari sebuah keberuntungan memiliki seorang striker pekerja keras dan kreatif seperti Luis Suarez dan faktor gagal move on dari MU yang di tinggalkan oleh Sir Alex Ferguson. Terbukti, manajemen Liverpool yang begitu "rakus" dan begitu yakin bahwa Rodgers adalah pelatih yang betul-betul hebat, dengan pedenya menjual Luis Suarez dengan harga selangit yang menyentuh 75 juta pounds, lalu merelakan kepergian Daniel Agger dan sejumlah pemain lainnya seperti pemain muda potensial Martin Kelly.

Lalu mendatangkan banyak pemain dengan harga yang tak masuk akal seperti Lazar Markovic yang di banderol 20 juta pounds, dan Dejan Lovren dengan banderol yang sama. Sedangkan Rodgers dan manajemen Liverpool seakan lupa dan terlalu menganggap remeh hilangnya sosok Suarez, apalagi yang di boyong ke Anfield sebagai pengganti Suarez hanyalah seorang striker tua Rickie Lambert dan pemain bengal Mario Ballotelli. Hasilnya, Lini depan Liverpool mandul dan cuma bisa finis di posisi ke-6 Liga Inggris musim 2014/2015, ekspektasi yang di musim sebelumnya begitu tinggi, kini justru berganti dengan rasa benci. Begitu juga dengan filosofi sepakbola menyerang nan atraktif yang di pegang teguh oleh Rodgers, malah berubah menjadi sepakbola yang membosankan dengan penguasaan bola yang banyak tapi minim determinasi ke kotak penalti lawan.

Seakan tak belajar dari musim lalu, Rodgers kembali menghambur-hamburkan uang untuk membeli pemain-pemain kelas dua dari separuh hasil penjualan gila Raheem Sterling ke Manchester City dengan 50 juta pounds. Dari 7 pemain yang telah di datangkan di musim ini yang telah menghabiskan dana sekitar 63 juta pounds, hanya James Milner yang justru berstatus "gratisan" dan Joe Gomez yang keduanya tampil mengesankan. Buruknya, dua pemain yakni Benteke dan Firmino yang paling banyak menghabiskan dana Liverpool Musim ini, malah belum mampu memenuhi ekspektasi dan menunjukkan tanda-tanda kebintangan yang sesuai dengan banderolnya.

Liverpool sendiri, sebenarnya pada saat bursa transfer musim panas kemarin di buka, telah banyak di kait-kaitkan dengan pemain-pemain bagus, contohnya seperti Andre Ayew, Gokhan Inler, Solomon Rondon hingga Son Heung-Min, yang semuanya itu hanya tinggal di bungkus saja ke Anfield dengan harga pantas tapi relatif murah, namun nyatanya Rodgers dan manajemen tak pernah serius mendatangkan sejumlah pemain tersebut, hingga akhirnya mereka pun berlabuh di klub-klub yang tidak jauh lebih baik dari liverpool dan kini malah menjadi bintang baru di Liga Inggris musim ini.

Sedangkan pemain-pemain mahal pilihan Rodgers di musim ini, hanya bisa menjadi "patung" yang tak bisa berbuat apa-apa dan tak tau kemana harus bergerak. Jika dilihat dari rekam jejak Rodgers selama 3 setengah musim menukangi Liverpool, yang kelihatan bukannya filosofi menyerang yang semakin berkembang dalam strategi permainan Liverpool, tapi justru strategi dan karakter yang membingungkan. Lihat saja, dari formasi 4-3-3, 4-3-1-2, 3-4-3 hingga sttrategi 3-5-2 yang semalam di pakai menghadapi Norwich city, tak berarti apa-apa dan bukan permainan atraktif tapi malah membuat ngantuk para fans yang menontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun