Untuk kesekian kalinya, klub sebesar Liverpool di PHP-in alias penawarannya di tampik oleh pemain incaran. Pemain muda berbakat Belanda milik PSV Eindhoven, Memphis Depay dalam kabar terbaru semalam, sudah resmi menerima pinangan MU dan akan bersiap untuk segera melakukan tes medis di bursa transfer musim panas nanti. Keputusan Depay itu telah memupuskan harapan Liverpool yang semula lebih di hubung-hubungkan dan berada di posisi terdepan untuk menggaet Depay. Namun akhirnya Depay lebih tertarik dengan tawaran MU sebesar 22 juta Pounds, padahal Liverpool telah menyiapkan dana sebesar 23 juta pounds. Dengan demikian, Liverpool menambah daftar panjang sebagai klub yang paling sering di PHP-in oleh pemain-pemain buruannya.
Wajar memang jika Liverpool sering di kecewakan seperti itu, masalah prestasi juga ketidak beranian manajemennya yang tak pernah boros untuk menggelontorkan dana besar ataupun upah kecil adalah dua alasan mengapa selama ini pemain-pemain tersebut enggan berlabuh ke Anfield. Tapi bukan berarti dari banyaknya pemain-pemain yang meng-PHPin Liverpool itu lantas terus bersinar bersama klub pilihan mereka, hanya beberapa saja yang benar-benar sukses dengan meraih trofi ataupun menjadi pemain bintang setelah menolak tawaran Liverpool. Sebut saja Eden Hazard, Diego Costa, Erik Lamela, Christian Erikssen dan terakhir Alexis Sanchez. Merekalah beberapa pemain yang sanggup terus bersinar. Sedangkan kebanyakan mantan buruan Liverpool justru gagal bersinar begitu memilih klub lain. Siapa saja mereka ?
Berikut pemain-pemain yang penulis rangkum dalam daftar pemain-pemain redup setelah PHP-in Liverpool :
Lewis Holtby
[caption id="attachment_364949" align="aligncenter" width="200" caption="Lewis Holtby / image : id.wikipedia.org"][/caption]
Pemain muda asal Jerman ini, mencuri perhatian klub-klub elit saat masih bermain bersama Schalke. Namun sayang, kebintangan Holtby kini redup saat memilih Tottenham Hotspurs sebagai labuhan karir berikutnya. Holtby hanya tampil sebanyak 25 kali di semua ajang bersama Spurs di setengah musim perdananya tahun 2013/2014, lalu di pinjamkan ke Fulham akhir musim 2013/2014 dan hanya tampil 13 kali. Di musim ini, nama Holtby semakin tenggelam setelah kembali di pinjamkan ke klub Jerman Hamburg SV dan cuma bermain sebanyak 18 kali di tengah keterpurukan Hamburg. Seandainya saja, Holtby tak meremehkan klub sebesar Liverpool dan menolak tawaran Spurs, mungkin ceritanya akan berbeda bagi karirnya saat ini.
Wilfried Zaha
[caption id="attachment_364956" align="aligncenter" width="250" caption="Wilfried Zaha / image : id.wikipedia.org"]
Sama halnya dengan Holtby, usianya masih sangat muda, tapi kebintangannya kini perlahan meredup. Zaha, saat masih menjadi pemain Crystal Palace, skill individunya telah di setarakan dengan Christiano Ronaldo dan mulai memikat perhatian klub-klub elit Liga Inggris. Meski Liverpool lebih serius mendatangkannya ke Anfiled dan menjanjikan posisi di tim utama, tapi Zaha lebih memilih MU sebagai klub berikutnya. Sayang, Zaha kalah bersaing dengan banyak pemain sayap di MU seperti Ashley Young, Valencia, Adnan Janujaj dan Luis Nani, bahkan kedua nama terakhir juga gagal menjadi pilihan Louis Van Gaal. Zaha pun di pinjamkan kembali ke klub asalnya, lalu Cardiff city, dan hingga sekarang masih berstatus pinjaman di Crystal Palace.
Seydou Doumbia
[caption id="attachment_364957" align="aligncenter" width="250" caption="Seydou Doumbia / image : id.wikipedia.org"]
Sejak kehilangan Luis Suarez yang hengkang ke Fc Barcelona awal musim ini. Liverpool mulai berburu striker tajam untuk menggantikan sosok Suarez, dari nama-nama besar seperti Benzema, Lavezzi, Higuain, dan Falcao tak ada satupun yang berhasil di datangkan oleh Ian Ayre. Sebelum Balotelli resmi menjadi pemain Liverpool, striker milik CSKA Moscow, Seydou Doumbia juga menjadi buruan Brendan Rodgers. Tapi Doumbia lebih tertarik untuk berseragam AS Roma, dan sayangnya Doumbia bernasib lebih buruk daripada Holtby dan Zaha. Doumbia baru bermain sebanyak 4 kali bagi klub berjuluk serigala Roma itu.
Ben Davies
[caption id="attachment_364958" align="aligncenter" width="200" caption="Ben Davies / image : id.wikipedia.org"]
Sepeninggal pemain hebat seperti Jhon Arne Riise, Liverpool tak punya lagi tipikal bek sayap kiri yang cepat dan lincah dalam menyerang juga bertahan. Selain Jose Enrique, Liverpool tak punya pilihan lain lagi di posisi tersebut, dan terpaksa membuat Rodgers harus memainkan Jhon Flanagan yang aslinya bukanlah seorang bek kiri, plus meminjam pemain Valencia, Aly Cissokho di musim lalu. Davies yang merupakan anak asuh Rodgers di Swansea City, memilih tawaran Spurs ketimbang Liverpool, dan membuat Liverpool akhirnya berpaling untuk merekrut Alberto Moreno. Ben Davies pun salah dengan keputusannya itu setelah hanya bisa bermain sebanyak 9 kali di Spurs. Padahal, Jika saja memilih Liverpool, Davies akan langsung mendapatkan tempat utama karena bisa di mainkan sebagai bek sayap kiri dan kanan, mengingat Glen Jhonson dan Enrique yang permainannya semakin menurun.
Luis Filipe
[caption id="attachment_364959" align="aligncenter" width="220" caption="Luis Filipe / image : id.wikipedia.org"]
Satu lagi incaran Liverpool yang gagal di datangkan yang berposisi sebagai bek sayap kiri. Luis Filipe bersinar di Atletico Madrid dan bersama Diego Costa membawa klubnya itu meraih juara La Liga dan menembus final Liga Champions musim lalu. Penampilan menawannya itu lantas memikat Chelsea yang akhirnya berhasil merekrutnya 1 paket dengan Diego Costa awal musim ini. Tapi sial bagi Filipe, disaat Costa bisa cepat beradaptasi dan langsung bersinar di Chelsea, Filipe justru harus puas menghiasi bangku cadangan. Filipe kalah bersaing dengan Azpilicueta dan belum sampai 20 laga bersama Chelsea.
Xherdan Shaqiri
[caption id="attachment_364963" align="aligncenter" width="190" caption="Xherdan Shaqiri / image : id.wikipedia.org"]
Di bursa transfer musim dingin kemarin, nama Xherdan Shaqiri telah di kait-kaitkan dengan Liverpool, dan seakan hampir menjadi kenyataan bagi Shaqiri untuk merapat ke Anfield. Namun di akhir penutupan jendela transfer januari, Shaqiri justru meresmikan kepindahannya ke Intermilan. Dan sayang, keputusannya itu malah tak membuahkan hasil apa-apa di klub barunya tersebut, Shaqiri bersama Inter saat ini sedang terpuruk di peringkat ke delapan serie A italia. Buruknya penampilan Liverpool di musim ini, setidaknya masih lebih baik bisa berada di peringkat ke-5 Liga Inggris.
So, semoga Memphis Depay pemain yang baru saja PHP-in Liverpool dan berlabuh ke Old Trafford tidak mengambil keputusan yang salah. Dan semoga pemain-pemain buruan Liverpool musim panas nanti segera Insyaf dan sadar bahwa Liverpool bukan klub "medioker", tapi masih menjadi klub besar di daratan Inggris bahkan di seantero dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H