Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah Indah Lazio yang Terlupakan

3 Februari 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:53 3720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Nampaknya, masih terlalu dini jika menyebutkan performa Lazio hingga separuh musim ini, akan kembali mengulang prestasi yang sama seperti akhir tahun 90-an silam. Saat ini, Lazio memang masih bertengger di peringkat ke-4 klasemen sementara Liga Italia Serie A dengan mengoleksi 34 poin dari 20 laga, tapi masih mungkin di salib oleh 2 klub lainnya, yakni Sampdoria dan Fiorentina.

Meski demikian, Lazio kembali menyita perhatian setelah berapa hari lalu mampu mempecundangi AC Milan dalam 2 kali pertemuan. Lazio juga masih tercatat sebagai klub ke-2 bersama Napoli yang mencetak gol paling banyak setelah Juventus yang memuncaki klasemen. Penampilan Lazio di musiim ini, Jauh lebih baik di banding musim lalu yang hanya bisa finis di peringkat ke-9.

Terlepas dari hasil separuh musim ini juga hasil musim lalu, dann musim-musim sebelumnya yabng timbul tenggelam. Lazio masih punya cerita dan sejarah indah yang membanggakan dan selalu menjadi perbincangan bagi pecinta sepakbola.

Klub yang berjuluk BiancoCeleste ini didirikan pada 9 januari 1900 dan merupakan klub sepakbola pertama di ibukota Italia, Roma. Sepak terjang Lazio di kompetisi sepakbola italia terbilang cukup baik, meskipun masih kalah banyak soal raihan gelar juara liga italia dari Adiknya sendiri, AS Roma yang telah mengoleksi 3 gelar juara. Ataupun tak sampai seperempat koleksi gelar yang dimiliki oleh penguasa Liga Italia Juventus, Ac Milan, dan Intermilan.

Lazio tercatat hanya baru mencicipi 2 gelar juara Liga Italia, yakni di musim 1973-1974 dan 1999-2000. Tapi bukan tentang banyaknya koleksi gelar yang berhasil di gapai oleh Lazio, yang membuat isi memori kepala para pecinta sepakbola masih terus mengenang seberapa besarnya nama Lazio di akhir tahun 90-an hingga memasuki awal tahun 2000-an silam. Melainkan kala itu, Lazio muncul sebagai salah satu kekuatan baru yang menenggelamkan keperkasaan Juventus dan Ac Milan, Tepatnya di musim 1999-2000.

Adalah Sergio Craggnotti yang menjabat sebagi presiden klub sejak 1992, yang telah mengubah Lazio sebagai klub dengan skuad yang berisikan nama-nama mentereng. Di musim 1995-1996, Lazio sukses menempati posisi Runner up Serie A dengan di perkuat pemain-pemain seperti Giuseppe Signori dan Roberto Mancini. Di musim berikutnya, skuad Lazio semakin mentereng dengan berisikan pemain-pemain seperti Sinisa Mihajlovic, Alessandro Nesta, Pavel Nedved, Fernando Couto dan Nestor Sensini. Di medio itulah Lazio berhasil menjuarai Coppa Italia 1997-1998, Super italia 1998, dan pemegang abadi Piala Winners UEFA 1998 ( akhir perhelatan sebelum dihapuskan oleh UEFA ).

Dia akhir era 90an memasuki awal 2000an, adalah masa dimana era keemasan Lazio. Di masa itu Cragnotti memecahkan rekor transfer pemain secara berturut-turut, dengan membeli Juan Sebastian Veron seharga 18 juta Euro dari Parma, Christian Vieri 19 juta Euro dari Atletico, dan rekor transfer dunia saat membeli Hernan Crespo dari Parma dengan harga 35 Juta Euro. Meskipun tidak berhasil meraih scudetto, kala itu Lazio sukses menempati Runner up dan hanya kala 1 poin dari Ac Milan di musim 1998-1999. Musim berikutnya, masih di tangani oleh pelatih asal Swedia, Sven Goran Eriksson, Lazio meraih banyak kesuksesan. Selain meraih piala super eropa di awal musim, Lazio sukses meraih treble winner di musim tersebut, yakni Scudetto, Coppa Italia dan Super Italia.

Atas keberhasilan tersebut, satu per satu penghuni skuad Lazio kala itu menjadi buruan klub-klub elit italia dan eropa, seperti Giuseppe Favalli, Giuseppe Pancaro, Sergio Conceicao, Marcelo Salas, Sinisa Mihajlovic, Alessandro Nesta, Diego Simeone, Pavel Nedved, Dejan Stankovic, Fernando Couto, Mathias Almeyda, Alan Boksic dan Simone Inzaghi.

Setelah meraih treble winner itu, sebagian pemain ada yang hengkang dan ada pula yang memilih tetap bertahan. Hingga pada tahun 2002, Cragnotti pun meninggalkan jabatannya akibat skandal keuangan yang melibatkannya bersama sponsor Lazio kala itu, Cirio. Krisis Finansial pun menyelimuti Lazio dan keuangan Lazio di kontrol oleh manajemen keuangan sementara bersama Bank. Tak ada pilihan lain, Lazio terpaksa menjual semua pemain bintangnya hingga pemain andalan yang juga menjadi ikon klub, Alessandro Nesta.

Sejak saat itu, Lazio tak lagi mampu bersaing dengan Juventus, Ac Milan, Intermilan, As Roma, dan Napoli sekarang ini. Dan Baru di musim 2014-2015 ini, Lazio mulai muncul kembali dalam persaingan papan atas klasemen Serie A. Sebuah kesempatan bagus bagi Lazio ditengah keterpurukan duo Milan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun