Mohon tunggu...
Dede Setiawan
Dede Setiawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Baca aja, nanti juga paham.

Mahasiswa yang tidak maha-maha amat. Kasih hashtag #OrangNanggung

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Replicas", Antara Kemajuan Teknologi dan Melawan Takdir

21 Juni 2019   00:29 Diperbarui: 21 Juni 2019   00:53 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari kekepoan saya soal banyaknya netizen yang mengunggah dan mencuitkan film terbaru dari John Wick, yang katanya ada aktor film dari indonesia yang bermain di film itu, lantas saya pun akhirnya mencari-cari film yang judulnya John Wick itu. Yang pertama kali saya cari bukanlah jalan cerita atau trailer filmnya, tapi siapa si pemeran John Wick ini. Dan akhirnya saya pun tahu, yang memerankan si bogeyman ini adalah Keanu Reeves.

Setelah liat aksinya di film John Wick, saya jadi makin penasaran sama filmografi nya. Kemudian saya cari, ditemukanlah bahwa Reeves ini pernah main di Film Trilogi The Matrix (1999) dan juga film yang juga rilis di Indonesia pada tahun ini Replicas (2019).

Nah, saya langsung tertarik sama film yang judulnya Replicas itu. Kemudian saya langsung searching di internet film itu. Singkatnya saya download, lalu saya tonton sampe habis tuh film.

Film besutan sutradara Jeffrey Nachmanoff ini, berfokus pada cerita yang mengisahkan seorang ilmuwan neorosains bernama William Foster (Keanu Reeves) yang memiliki penemuan memindahkan kesadaran manusia yang  sudah mati kedalam sebuah perangkat robot. Ia bekerja disebuah perusahaan yang bernama BioNyne. Pada satu hari, saat Will pulang dari pekerjaannya, ia kemudian pergi bersama keluarganya untuk liburan dengan menaiki kapal milik rekan kerjanya Ed Whittle (Thomas Middleditch). 

Saat diperjalanan menuju dermaga tempat kapal milik Ed berada, tiba-tiba hal yang nahas terjadi. Mobil yang dinaiki Will dan Keluarganya menabrak pembatas jalan dan masuk kedalam sebuah danau.

Setelah kecelakaan itu terjadi, Will kemudian mendapati Istrinya, Mona Foster (Alice Eve) dan Anak-anaknya Sophie (Emily Alyn Lind), Matt (Amjay Anthony) dan Zoe (Aria Lyric Leabu) sudah mati tak bernyawa. 

Ia pun panik dan mengangkat jasad mereka ke tepi danau. Lalu  kemudian ia mencari pertolongan, dan ia mencegat mobil di tengah jalan yang ternyata adalah Ed. Lantas Will pun mengajak Ed untuk melihat apa yang telah terjadi, Ed terkejut melihat istri dan anak-anak will yang sudah terbujur kaku.

Will memiliki rencana yang cukup 'gila'. Ya, dia memiliki rencana untuk menghidupkan kembali istri dan anaknya yang sudah meninggal. Ia kemudian meminta Ed yang adalah seorang ilmuwan juga untuk melakukan kloning. Mungkin kita udah ngga asing mendengar kloning ini. Salah satu kemajuan dalam ilmu pengetahuan khususnya di bidang biologi yang pada dasarnya masih tahap eksperimen. Tapi dalam film ini, diceritakan kloning ini berhasil. Dan pada akhirnya istri serta anak Will kembali hidup dari kematiannya. Namun, Zoe (anak bungsu dari Will) tidak dapat diselamatkan karena tabung yang diperlukan untuk proses kloningnya kurang.

Ed mengatakan, bahwa manusia hasil kloning ini walaupun secara fisik sama dengan manusia aslinya, namun ia ada tanpa ingatan. Dalam kata lain manusia hasil kloning ini seperti bati yang baru lahir. 

Tapi, Will tak kehilangan cara. Will menggunakan penemuannya dalam memindahka kesadaran manusia itu kedalam otak istri dan anak kloning nya itu. Dan tak disangka hal tersebut berhasil.

Film yang berdurasi 107 menit ini, memiliki jalan cerita yang apik. Kaya akan plot yang twist. Juga menguras emosional kita sebagai penonton. Pengorbanan yang dilakukan seorang kepala rumah tangga yang ingin tetap keluarganya utuh, sehingga ia melakukan pelbagai cara untuk mempertahankan keutuhan keluarganya. Penasaran? Ini cuplikan film nya.

Namun, bagi saya ada hal yang perlu kita renungkan dari film ini. Yakni tentang inti dari film ini.

Inti dari film ini adalah memperlihatkan bagaimana kemajuan teknologi dapat secara eksplisit melawan hukum alam. Disatu sisi, hal tersebut adalah sebuah kemajuan bagi Ilmu Pengetahuan.

Disisi lain, hal ini bagi sebagian orang seperti sikap melawan takdir. Mengapa demikian? Sebab, diperlihatkan bagaimana orang yang sudah mati, direplika, kemudian diberi kesadaran kembali berkat kemajuan teknologi. 

Memang ini hanya film fiksi belaka, namun bisa jadi hal ini terjadi di dunia nyata kan? Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan, bisa jadi para ilmuwan mungkin akan menemukan teknologi yang serupa dengan yang ada di film Replicas.

Tidak dipungkiri juga, mengkloning dan memberi kesadaran kepada manusia yang sudah mati akan terwujud. Sehingga orang-orang yang sudah kehilangan keluarganya akibat meninggal, bisa dihidupkan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun