Begitu selesai, Cak Dlahom mulai melakukan aksinya. Dia membawa sekarung tanah yang diambil dari makam istri Bunali dan mengeluarkannya di pelataran masjid di desa itu.Â
Dia terlihat sangat marah dan berkata "Silakan ambil semua tanah ini, almarhumah berpesan agar tanah ini digunakan untuk pembangunan masjid". Spontan aksinya tersebut membuat warga ternganga, bahkan ada juga yang marah.
Ternyata, aksi nyeleneh yang dilakukan Cak Dlahom didasarkan atas kegeramannya kepada warga yang hanya fokus berlomba-lomba untuk membangun masjid yang megah, alih-alih meningkatkan kepedulian terhadap warga sekitar terutama para fakir miskin seperti keluarga Bunali.
Cak Dlahom dalam cerita ini sering menggemakan betapa pentingnya bersedekah, walaupun terkadang caranya pun juga nyeleneh dan sangat membagongkan kalau kata anak zaman sekarang.Â
Ada suatu kisah di buku ini dimana Cak Dlahom pergi ke depam masjid tanpa sehelai kain. Iya, telanjang bulat... Tentu saja jamaah yang memergoki Cak Dlahom melakukan "aksinya" ini dibuat terkaget-kaget, khususnya para jamaah wanita. Ketika ditanya, dia beralasan karena ingin menyedekahkan darahnya untuk nyamuk.Â
Selain itu, ia pernah menegur dua marbot masjid, Warkono dan Busairi, karena mengeluh miskin sehingga tidak bisa bersedekah dan berzakat secara rutin seperti orang kaya macam Pak Lurah atau Pak RT di desa itu. Cak Dlahom berpesan kepada mereka bahwa sedekah yang istimewa di mata Allah itu adalah justru sedekah yang dikeluarkan orang-orang yang miskin.
Di balik tindak-tanduknya yang nyeleneh, dlahom, dan cenderung gila menurut masyarakat, banyak pesan yang tersirat dan patut kita renungkan.Â
Dari semua kisah yang dituturkan Cak Rusdi di buku ini, kita disuguhkan berbagai macam topik dan persoalan mengenai akidah dan agama di sering terjadi di sekitar kita. Mulai dari persoalan ibadah, akidah, keimanan, dan masih banyak lagi.Â
Di dalam kehidupan masyarakat, kita mungkin akan menemui orang-orang yang berpikiran "out of the box" seperti Cak Dlahom ini, sampai-sampai ia dicap gila oleh orang sekitarnya.Â
Namun, sadarkah kita bahwa dunia ini memang gila ? Mungkin banyak orang-orang di luar sana atau bahkan di sekitar kita yang juga tidak kalah gilanya.Â
Entah itu mungkin gila ibadah, gila pujian, gila pengakuan, gila jabatan, dan masih banyak lagi. Jadi, setelah melihat kelakuan Cak Dlahom dan masyarakat dewasa ini, sebenarnya siapa sih yang gila di antara kita ?