Eitss, walaupun peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih mata pelajaran, namun di dalam kurikulum baru ini, mereka tetap diwajibkan untuk mengambil mata pelajaran wajib (seperti matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, pendidikan agama dan budi pekerti, seni budaya, pendidikan jasmani dan kesehatan, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, sejarah). Jadi, total setidaknya ada 8 mapel yang harus diambil oleh peserta didik.Â
Rata-rata mata pelajaran wajib berisikan nilai-nilai nasionalisme, budi pekerti, budaya, serta kemampuan berpikir kritis yang penting bagi pengembangan karakter dan pola pikir peserta didik. Kemudian, mata pelajaran sisanya bisa diambil sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Penghapusan Jurusan di SMA dan Kemampuan Berpikir Kritis Anak
Sudah menjadi rahasia umum bahwa eksistensi jurusan di tingkat SMA menimbulkan stigma tersendiri di tengah masyarakat. Seperti yang sudah saya singgung di awal, masyarakat hingga saat ini masih "mengkhultuskan" jurusan IPA yang dinilai lebih menjanjikan karier dan masa depan anak. Dari situlah, jurusan IPS dan Bahasa akhirnya terpinggirkan.Â
Oleh karena itu, pemerintah mengambil tindakan untuk menghapus sekat-sekat jurusan di SMA yang sudah eksis selama bertahun-tahun itu.Â
Namun, yang sebagus apapun suatu kebijakan, pasti ada juga pihak yang merasa kurang puas dan meragukannya. Salah satunya adalah Pak Darmaningtyas.Â
Beliau membayangkan situasi jika para peserta didik yang lebih memilih mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran peminatan daripada mata pelajaran IPA. Jika hal itu terjadi, maka kemampuan berpikir kritis mereka akan perlahan memudar.Â
Tentunya, menurut beliau, itu akan berdampak pada tingkat kualitas pemikiran dan sikap mereka dalam menjalani hidup di masa depan. Klaimnya kurang lebih seperti ini,
"Jika peserta peserta didik ternyata lebih banyak memilih mata pelajaran peminatan IPS saja tanpa mata pelajaran IPA, maka kemampuan berpikirnya menjadi tidak kritis, rasional dan sistematis. Dengan itu, mereka akan dengan mudah terpapar hoaks." Ujarnya.