Mohon tunggu...
Gafur Djali
Gafur Djali Mohon Tunggu... -

Direktur Indonesia Research and Strategy (IRS)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Tarung Para Kandidat Jelang Pilgub Maluku

7 Juni 2017   00:17 Diperbarui: 7 Juni 2017   00:51 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.gardaasakota.com

Patahana (Said Assagaff) dan para penantang tampil dengan style(gaya tarung)beragam demi meyakinkan publik dan partai politik untuk bisa maju ke babak selanjutnya. Sedangkan partai politik mengunakan indikator survey sebagai salahsatu alat ukur dalam penentuan rekomendasi. Maka dengan demikian, para kandidat (temasuk Patahan) sedang melakukan akselerasi,terutama mempengaruhi opini publik demi mendongkrak elektabilitas masing-masing. Pada proses akselerasi inilah style(gaya tarung)mulai diterapkan, entah dilakukan secara sadar atau hanya reaksioner semata. Bahwa satu yang pasti, semua kandidat punya kecenderungan style domininan.

Gaya tarung Patahan (Said Assagaff) lebih dominan mengunakan political frame. SA terkesan santai dan tidak begitu gubris dengan kontroversi yang mulai dibangun oleh para kompetitor. Meskipun demikian, publik selaku komunikan membacanya sebagai langkah antisipasi sembari memberi ruang agar terbuka lobbylingatau bahkan koalisi. Asumsi ini semakin kuat bila kita melihat data statistika 2013 lalu, yang menunjukan bahwa SA kalah telak di lumbung suara utama, yaitu SBB, SBT dan Maluku Tengah. Sehingga secara political frame SA sudah habis gaya, atau telah sampai di ujung lorong yaitu lobbying untuk membentuk koalisi. Namun masih ada satu “kartu” yang masih dimiliki oleh SA, yaitu structural frame. Pengalamannya selama berkarir dibirokrasi, jaringan politik-birokrasi dan legitimasi sebagai Gubernur membuat SA bisa mengerakan potensi strukturalnya.

Gaya tarung Tagop Solisa dan Murad Ismail punya kemiripan yaitu cenderung mengunakan symbolic frame. Mungkin dalam 20 tahun terakhir hanya Murad Ismail punya pencapaian luar biasa di Korps Bhayangkara. Otomatis Jenderal bintang dua ini semacam punya daya inspirasi bagi publik Maluku. Sementara Tagop Soulisa tampil sebagai suksesor yang paham betul dengan gaya tarung patahan, atau sedang membangun citra bahwa TS lebih menjanjikan diabandingkan SA. Selain symbolic frameMI juga mengunakan political frame,bukan tentang kedekatnya dengan beberapa ketua parpol, melainkan MI semacam bisa memberi jaminan bahwa polemik seperti Gunung Botak, Pulau Romang, dan Blok Masela yang selama ini seperti benang kusut di masa SA akan dengan mudah ditangani oleh MI. Berbeda dengan TS yang juga mengunakan Human ResourceFrameterutama jaringan (the inner circles) yang selama ini dirawat dan di klaim mampu memenangkan suara di daratan Seram Raya dan Jezira Leihitu.

Gaya tarung Komarudin Watubun terbilang unik. Pria yang akrab disapa BK (Bung Komar) ini pada awalnya membangun karir politik di Papua hingga kini bisa berkantor di Senayan dan menduduki posisi strategis di DPP PDI Perjuangan. Dan kini balik kampung halaman maju di Pilgub Maluku. BK kecenderungan punya stylePolitical &structural frame. BK dikenal sebagai salah satu aktor penting dalam setiap loby partai dalam penentuan rekomendasi atau bahkan arah politik partai skala nasional. Melihat dari jenjang karir yang dirintis dari bawah maka BK secara personal juga punya karakter structural frame. Terutama pada sisi perencanaan strategis dan mampu mengalokasi sumberdaya untuk menjalankan agenda-agenda strategisnya.

Gaya Tarung Herman Koedoeboen berbeda dengan para peratung sebelumnya. HK tampil dengan gaya yang slow-elegan. Kepercayaan dirinya tumbuh seiring waktu terbukti dengan sudah mantap   berpasangan dengan Abdullah Vanat. HK secara tertutup lebih dominan mengunakan Human ResourceFrame demi mencapai tujuannya. Selaku petarung lama HK punya semacam legitimasi untuk kembali bertarung terutama berpasangan dengan AV, yang bila kekuatan lamanya dikonsolidir akan mampu mengimbangi atau bahkan melampau pencapaian patahan. Selain itu HK juga mengoptimalkan sisi political frame yang dimikinya.

HK dan juga AV dipandang sebagai aktor yang sangat lihai serta pandai dalam lobbyingdan membentuk koalisi yang saling menguntungkan. Sementara AV punya symbolic frame yang sangat kuat. AV menjadi semacam symbol kebangkitan sekaligus perjuangan masyarakat Seram. Hal itu terbukti dengan kemenangan AV yang sangat mutlak di lumbung suara utama yaitu SBB,SBT dan Maluku Tengah pada 2013.

Prediksi Formulasi Pasangan

Para kandidat harus cakap dalam menentukan calon wakil yang bisa saling mengisi dan menguatkan. Contonya, dengan kecenderungan Patahana yang lebih dominan kearah politicaldan strukturalframe maka pasangan SA yang paling cocok adalah personal yang lebih dominan pada symbolisdan Human ResourceFrame.Salah satu tokoh yang punya kriteria tersebut adalah Edwin Huwae. Pada beberapa moment publik juga sudah melihat ada sinyal kuat kedua tokoh ini akan berpasangan. EH adalah kader sekaligus ketua dari partai politik (PDI Perjuangan) yang dikenal memiliki basis pendukung loyal yang tersebar merata di Maluku. EH politisi muda dengan karir yang melejit sehingga punya tempat istimewa di hati pemilih loyal partai. Loyalitas itu juga mampu dikonversi lewat visi partai mampu mengerakan sumberdaya manusia yang enerjik dan punya daya juang tinggi.

Lantas bagaimana dengan Tagop Solisa dan Murad Ismail? TS harus mencari pasangan yang dominan dengan structuraldan political frame. Sementara MI akan lebih menguntungkan bila bisa mengandeng aktor yang lebih dominan pada structuraldan Human ResourceFrame.Dari sekian nama yang digadang-gadang maju sebagai Wakil Gubernur, ada dua nama yang cukup menjanjikan. Yaitu Anderias Rentanubun dan Hendrik Lewerissa. AR punya pengalaman dua periode menjabat Bupati Maluku Tenggara, dengan demikian AR punya basis massa dan punya sumberdaya. Sejauh ini AR sudah melakukan sosialisasi dan membangun jaringan pengerak utama yang merata di Maluku. Sedangkan HL punya pengalaman bertarung sebelumnya dan punya motor partai yang cukup kuat dan solid.

Tagop Soulisa dan Murad Ismail harus cermat dalam memilih pasangan. Indikator survey boleh menjadi acuan tetapi pertimbangan style-gaya tarung kandidat juga perlu menjadi pertimbangan. Tagop Solisa sepertinya lebih cocok berpasangan dengan Hendrik Lewerissa. Sementara Murad Ismail punya peluang semakin kuat bila berpasangan dengan Anderias Rentanubun.

Bedahalnya dengan Komarudin Watubun butuh wakil yang kuat pada sisi symbolicdan Human ResourceFramedan nama yang saya anggap paling cocok adalah John Ruhulessin. Berpredikat sebagai Mantan Ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) membuat JR punya legitimasi yang kuat. Telah menjadi pengetahuan publik bahwa jejaring GPM sangat loyal dan evektif dalam memperjuangkan aspirasi-aspirasi politiknya. Kehadiran JR jadi semacam icon manifestasi perjuangan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun