Mohon tunggu...
DJAJENDRA
DJAJENDRA Mohon Tunggu... wiraswasta -

Djajendra adalah motivator perusahaan yang sangat berpengalaman dan sukses mengadakan pelatihan soft skills dan hard skills secara indoor maupun outdoor untuk korporasi, instansi pemerintah, koperasi dan organisasi publik. http//www.djajendra-motivator.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemenang Sejati Ikhlas Menerima Kekalahan

23 Juli 2014   15:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:29 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jauhkan diri dari obsesi yang berlebihan untuk sebuah hasil yang sempurna. Wasit yang mengawasi pertandingan selalu memiliki hak penuh di lapangan, sehingga diperlukan sikap dewasa dan kemampuan untuk menerima ketidaksempurnaan di lapangan.”~Djajendra

Pemenang sejati pasti tersenyum dan bahagia saat tahu dirinya belum berhasil. Sebab, dia sadar bahwa perlu persiapan yang lebih berkualitas agar kemenangan sejati dapat diraih dengan penuh kejujuran.

Kalah dan menang hanyalah persepsi dari sebuah hasil akhir. Ketika nilai-nilai sportivitas dan etika hidup di dalam jiwa, maka diri memiliki kekuatan untuk menerima kalah dan menang dengan penuh tanggung jawab dan senyum.

Ketika seseorang tidak ikhlas menerima kekalahan dari sebuah pertandingan yang terbuka dan terukur dengan aturan, maka dia sedang menciptakan monster amarah yang membuat dirinya kalah oleh dirinya sendiri. Ikhlas dan bersabar adalah jalan berikut untuk meraih kemenangan. Tidak ikhlas dan penuh kebencian adalah jalan berikut untuk menuju kekalahan.

Menerima kekalahan adalah bukti bahwa kita rendah hati dan mensyukuri jalan Tuhan. Menerima kekalahan adalah bukti bahwa kita tunduk pada kehendaknya. Menerima kekalahan adalah bukti bahwa kita telah berkontribusi untuk kemenangan. Menerima kekalahan dengan ikhlas adalah bukti bahwa kita menjadi energi positif untuk kebaikan semua orang. Menerima kekalahan dengan senyum tulus adalah bukti bahwa kita bahagia dengan siapapun pemenangnya. Menerima kekalahan dengan rasa syukur dan penuh empati merupakan bukti bahwa kita adalah kompetitor yang menciptakan pemenang yang berkualitas. Para pemenang adalah mereka yang sangat terampil menerima kekalahan dengan perasaan menang. Para pemenang adalah mereka yang sukses mengalahkan ego dan ambisi pribadi yang berlebihan. Para pemenang selalu memiliki etika untuk berjabat tangan dengan pesaingnya, lalu mengucapkan selamat kemenangan untuk pesaing yang menang.

Menerima kekalahan dengan ikhlas adalah karunia dari Tuhan. Tidak semua orang mampu untuk menerima kekalahan dengan ikhlas, hanya orang-orang yang hatinya disentuh sama Tuhan, yang mampu menerima kekalahan dengan perasaan ikhlas dan menang. Ketika Tuhan bersama diri kita, maka emosi dan pikiran kita pasti tunduk pada hati nurani yang baik dan ikhlas. Hati nurani yang ikhlas dan penuh empati memiliki energi positif yang berlimpah-limpah, untuk dikontribusikan kepada kehidupan yang lebih luas daripada sebatas ambisi dan ego kemenangan diri sendiri.

Kekalahan adalah kemenangan yang dirayakan bersama pesaing. Bila diri mampu mengadopsi sikap baik dan memperkuat energi positif ke dalam jati diri, maka kekalahan akan menjadi rahmat untuk memperbaiki kualitas diri.

Terimalah kekalahan sebagai kemenangan bersama. Belajarlah dari kekalahan dan siapkan kekuatan baik untuk kemenangan dalam pertandingan berikutnya. Fokuskan semua energi dan pandangan untuk kebaikan bersama. Jadikan diri sebagai panutan atau role model yang mencitrakan seorang pemenang sejati. Jangan pernah menjadikan diri yang kalah sebagai pengganggu kedamaian dan keamanan banyak orang.

Jauhkan diri dari obsesi yang berlebihan untuk sebuah hasil yang sempurna. Wasit yang mengawasi pertandingan selalu memiliki hak penuh di lapangan, sehingga diperlukan sikap dewasa dan kemampuan untuk menerima ketidaksempurnaan di lapangan. Jangan menjadikan diri kalah oleh ketidakdewasaan diri dalam menerima realitas permainan. Jadilah energi positif yang segera mengucapkan selamat kepada lawan tanding, serta dengan sangat antusias dan bahagia menjabat tangan lawan dan mengatakan, “saya membantu Anda”. Katakan, “ kompetisi sudah berakhir, sekarang Anda adalah sahabat saya, saya siap 100% dengan sepenuh hati untuk membantu mengisi kemenangan Anda”.

Djajendra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun