[11]Bergant, Dianne-Robert J. Karris (ed.), Tafsir Perjanjian Baru, diterjemahkan dari buku The Collegeville Bible Commentary, Kanisius: Yogyakarta, 2002, 459.
[12]Bergant, Dianne-Robert J. Karris (ed.), Tafsir Perjanjian Baru, diterjemahkan dari buku “The Collegeville Bible Commentary”, Kanisius: Yogyakarta, 2002, 513.
[13]Pandangan ini mengikuti pandangan Peter C. Phan yang nampaknya, mengikuti pula pandangan Paul Santmire. Phan, Peter C., Eschatology and Ecology: The enviroment in the end-time, The Irish Theological Quarterly: St. Patrick’s College, Maynooth, 1996, 9-12.
[14]Antrophosentrisme aliran Thomis nampak juga dalam menjelaskan inkarnasi. Inkarnasi hanya dipahami semata-mata dalam rangka memulihkan dan menebus apa yang telah dirusakkan oleh dosa manusia. Inkarnasi tak akan terjadi seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa. Sunarko, Adrianus, Perhatian Pada Lingkungan: Upaya Pendasaran Teologis, 39-40.
[15]Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, Dominum et Vivificantem, Tuhan, Pemberi Hidup, Dopken KWI: Jakarta, 1992, 61.
[16]Caldecott, Stratford, Cosmology, Eschatology, Ecology: Some Reflections on Sollitudo Rei Socialis, dalam Communio 15 (David L. Schindler: ed.), International Catholic Review, 1988, 310-312.
[17]Caldecott, Stratford, Cosmology, Eschatology, Ecology: Some Reflections on Sollitudo Rei Socialis, dalam Communio 15 (David L. Schindler: ed.), International Catholic Review, 1988, 312.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI