Raka segera menarik Saskia menjauh dari serangan Ibu Malam, namun mereka tak mampu melarikan diri. Pada saat yang genting, ketika harapan tampak pupus, Arina dan Sinta tiba-tiba muncul.
"Raka! Saskia!" teriak Arina, sambil melindungi mereka dengan bacaan dari kitab kuno yang telah berhasil ditemukan.
Sinta yang terlihat anggun dengan pakaian putih, segera membantu Bagas bangkit kembali. Namun dalam kekacauan pertarungan, pakaian Sinta tersingkap, memperlihatkan kulitnya yang halus. Raka dan Bagas sempat terhenti, terkesima oleh pemandangan itu, namun mereka segera tersadar oleh teriakan Saskia, "Fokus! Kita harus kalahkan dia!"
Ibu Malam memanfaatkan momen itu untuk menyerang dengan lebih ganas. Namun Arina, dengan bacaan mantranya, berhasil mengusir sebagian dari kekuatan Ibu Malam. Sinta yang masih memegang sebilah pedang kecil, mencoba menyerang Ibu Malam, tapi serangannya meleset.
Dalam sekejap, Ibu Malam merebut pedang itu dari tangan Sinta. Dengan senyum licik, dia berkata, "Kalian tidak akan pernah bisa menghentikanku! Aku akan ke Jakarta untuk menyelesaikan urusanku dengan Sinta. Dan kali ini, tidak ada yang bisa menghentikanku."
Dengan angin kencang yang menderu, Ibu Malam menghilang, meninggalkan mereka dengan kekalahan yang pahit.
Sinta, yang masih terengah-engah, menunduk dan berkata, "Kita gagal... kita tidak bisa menghentikannya."
Raka memeluk Saskia yang masih gemetar, lalu memandang Bagas dan Arina. "Ini belum berakhir. Kita harus ke Jakarta. Kita tidak bisa membiarkan Sinta sendirian."
Bagas mengangguk setuju, "Iya, dan kali ini, kita tidak boleh lengah. Ibu Malam harus dihentikan, apapun caranya."
Arina kemudian mendekati Raka dan berkata, "Kita masih punya waktu. Mari kita persiapkan semuanya dengan matang. Ini bukan hanya tentang kita, ini tentang menghentikan kutukan ini untuk selamanya."
Mereka semua tahu bahwa pertarungan belum selesai, dan mereka harus menghadapi Ibu Malam sekali lagi. Namun, mereka juga menyadari bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang mengalahkan Ibu Malam, tetapi juga tentang menghadapi masa lalu yang gelap yang telah lama menghantui mereka.