Menjawab ketiga pertanyaan di atas, maka saatnya bagi publik Jakarta memanfaatkan proses pilkada ini untuk melakukan perbaikan yang konstruktif bagi ibukota Indonesia.
Ulasan teman saya itu dalam pandangan penulis adalah bentuk refleksi Pilkada DKI Jakarta bagai senapan angin yang sengaja dihadirkan oleh para pembuat senapan dengan pertarungan akurasi alur peluru apakah ulirnya mengarah ke kanan atau ke kiri tapi tujuan tembakan itu adalah tepat sasaran pada warga DKI untuk mencoblos dengan dalih demokrasi.
Tapi ingat siapa yang kalah adalah tembakan yang akurasinya tidak mencapai sasaran. Apakah Jokowi-Ahok atau Foke-Nara?
NB: Informasi senapan bisa dilihat di http://olahraga-dan-kesehatan.tokobagus.com/menembak-panahan/senapan-angin-bramasta-power-long-akurasi-75-m-10895328.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H